Penggambaran Singa di Candi Borobudur (3)
Di India sendiri penggambaran singa amatlah banyak ditemukan, bahkan hingga saat ini singa menjadi lambang negara india. Penggambaran singa amatlah kental muncul di India sejak masa dinasti mauria, dimana sang raja Asoka, membangun sebuah arca singa yang amat terkenal hingga saat ini yaitu pilar asoka. Sebuah pilar dengan empat singa menghadap keberbagai arah mata angin. Konon pembangunan pilar tersebut untuk menandai titik tempat Buddha Gautama mengajarkan Dharma untuk pertama kalinya, serta tempat di mana Sangha Buddha dibentuk. Singa di India digambarkan sebagai hewan suci yang melambangkan kekuatan, keberanian, dan kemenangan sehingga tak heran jika banyak penggambaran singa dapat kita temukan di India.
Jika kita amati secara detail, penggambaran singa yang ada di Candi Borobudur memang memiliki kemiripan dengan penggambaran singa di India bahkan di Cina. Namun memang penggambaran singa di India lebih mendekati bentuk singa secara nyata jika dibanding penggambaran singa di Candi Borobudur. Hal ini merupakan suatu kewajaran karena masyarakat pada masa borobudur tak pernah melihat singa sekalipun. Informasi mengenai singa mungkin hanya dapat mereka peroleh dari guru, bhiksu maupun pedagang asal india yang kemudian menceritakan mengenai singa. Melalui informasi tersebut, masyarakat jawa pada masa borobudur mulai berimajinasi mengenai bentuk singa yang kemudian mereka wujudkan dalam arca dan relief yang kini kita temukan di Candi Borobudur.
Dari fakta mengenai penggambaran singa ini menunjukan bahwa pada masa borobudur, pengaruh India di Indonesia terutama Pulau Jawa memang sangatlah besar. Pengaruh India mengambil peranan penting bagi perkembangan kebudayaan dan pengetahuan masyarakat jawa. Namun, banyaknya unsur budaya Indonesia yang mendapat pengaruh dari India, tidak membuat indonesia menjadi seluruhnya sama dengan india. Kebudayaan Indonesia tetap memiliki identitas tersendiri yang dapat membedakannya dengan budaya india yang mempengaruhinya selama beradab-abad. Bangsa Indonesia tidak langsung menelan mentah-mentah pengaruh india tersebut, melainkan memilah beberapa unsur didalamnya yang kemudian digabungkan dengan unsur asli indonesia sehingga menciptakan suatu unsur yang berbeda. Di lihat dari penggambaran singa di Borobudur saja, singa-singa itu memang memiliki kemiripan dengan penggambaran singa di India. Tetapi secara keseluruhan penggambaran singa di Borobudur memilki perbedaan dengan penggambaran singa di India.
Penggambaran Singa di Candi Borobudur (4)
Referensi :
Balai Konservasi Borobudur. Adegan dan Ajaran Hukum Karma pada Relief Karmawibhangga. Magelang : Balai Konservasi Borobudur, 2012.
Erp, T. Van & Krom, N.J. Barabudur III, Beschrijving van Barabudur. 1931
Miksic, John. Borobudur, Golden Tales of Buddhas. California : Perilus Edition Inc. 1990
Suripto, Bambang Agus & Pranowo, Listia. “Relief Jenis-jenis Fauna dan Setting Lingkungannya Pada Pahatan Dinding Candi Borobudur” dalam Jurnal Manusia dan Lingkungan Vol. WII, No. l, Apil 2001, lal. 37-48. Yogyakarta : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada.
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Singa&oldid=1353291″7 ( diakses pada Selasa, 23 Januari 2018 )
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Singa_Asia&oldid=1217683″6 (diakses pada Selasa, 23 Januari 2018 )