Senin (27/07/15) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan secara resmi membuka International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA)
atau kompetisi Astronomi tingkat Internasional di halaman Aksobya, Candi Borobudur.
Anies mengatakan bahwa ilmu astronomi bukan hal baru bagi Indonesia karena Candi Borobudur berabad-abad lalu juga dibangun dengan mengambil prinsip ilmu ini.
“Alasan itulah yang mendasari pemilihan Candi Borobudur sebagai lokasi penyelenggaraan Olimpiade Astronomi Internasional ketika Indonesia mendapat giliran menjadi tuan rumah olimpiade ini,” katanya “Tantangan kita adalah menggugah minat generasi muda pada bidang astronomi, karena astronomi banyak berguna bagi kehidupan kita, seperti microwave, komputer dan kamera HP memanfaatkan astronomi,” tambahnya
Dalam kesempatan itu Anies meminta kepada seluruh peserta IOAA untuk menjunjung tinggi sportivitas dan integritas. Ia berharap, dari olimpiade ini akan muncul anak-anak berprestasi yang akan meningkatkan optimisme terhadap kompetensi anak-anak Indonesia.
“Ini merupakan kesempatan untuk berkompetisi, menjunjung tinggi sportivitas, menunjukkan prestasi hasil belajar bertahun-tahun atas minat yang sangat positif terhadap Astronomi dan Astrofisika,” ujar Anies
Presiden IOAA Chatief Kunjaya menjelaskan bahwa ilmu astronomi telah sejak lama dimanfaatkan masyarakat Indonesia, sebagai contoh, para petani dan nelayan yang mempelajari ilmu bintang untuk menentukan waktu panen, dan arah berlayar. Hal inilah yang menginspirasi perhelatan IOAA 2015 di Candi Borobudur, yang kali ini mengambil tema ”Astronomy Beyond Humanity and Culture”
olimpiade astronomi internasional 2015 diikuti 317 peserta dari 41 negara, sedangkan Indonesia mengirimkan 10 orang peserta. Selama 10 hari ke depan, para peserta yang terdiri dari siswa SMA, ketua tim (team leader), serta pengamat (observer) akan menghadapi 4 jenis perlombaan, yaitu tes teori, tes observasi, pengolahan data dan team competition.