Pada hari Kamis (11/08/2022), tim monitoring geohidrologi Balai Konservasi Borobudur melakukan observasi filter layer yang berada di Candi Borobudur. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas lapisan penyaring (Filter Layer) dalam menahan erosi tanah bukit Candi Borobudur serta debit air yang keluar.
Sistem drainase Candi Borobudur telah mengalami perubahan pada masa pemugaran kedua (1973 – 1983). Pada awalnya air dialirkan keluar dari candi melalui lantai candi dan Jaladwara yang ada di tiap-tiap lantai candi. Namun setelah pemugaran kedua, air dialirkan melalui pipa-pipa yang berada dalam tubuh candi hingga ke bak kontrol dan berakhir pada sumur peresapan di lereng bukit. Dalam sistem drainase tersebut, untuk mencegah adanya tanah bukit yang keluar bersama dengan air tanah dari dalam Candi Borobudur maka dibuat lapisan penyaring (Filter Layer). Filter layer ini terbuat dari kerakal, kerikil dan pasir yang terbungkus oleh geotekstile. Filter layer yang berusia lebih dari 30 tahun ini tentu saja harus selalu diobservasi kondisinya. Hal ini betujuan untuk mnegetahui apakah masih berfungsi dengan baik.
Observasi ini dilakukan dengan menggunakan videoscope. Alat ini berupa kamera kecil yang terhubung ke monitor LCD melalui kabel yang panjang. Dengan alat ini, tim monitoring BKB dapat melihat kondisi filter layer yang berada di dalam Candi Borobudur tanpa harus membongkarnya.
Pengecekan filter layer ini dilakukan pada 32 titik bak penampungan filter layer yang berada di lorong candi. Terdapat masing-masing 8 buah titik di lorong 1, lorong 2, lorong 3, dan lorong 4 Candi Borobudur. Pengamatan dilakukan tiap 1 tahun sekali, dan untuk bulan ini pengecekan dilakukan di lorong 3.