Menggali Legenda Borobudur
Untuk mengembangkan atraksi wisata edukasi berupa storytelling di Borobudur, Kementerian Pariwisata menggelar pra seminar Legenda Borobudur di Hotel Grand Artos Magelang, Senin (11/02/2019). Kegiatan ini untuk mengawali Seminar Legenda Borobudur pada Jumat (15/02/2019) yang bekerjasama dengan UGM. Seminar ini sekaligus sebagai wadah untuk membangun sinergi antar pemangku kepentingan pengembangan kawasan destinasi Borobudur dan sekitarnya.
Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata RI, Dadang Rizki Ratman menyampaikan dalam sambutannya bahwa “Candi Borobudur harus dikelola dengan baik. Baik sebagai situs peninggalan sejarah, destinasi wisata dan juga merupakan aktivitas ekonomi bagi masyarakat sekitarnya. Terkait hal itu, diperlukan adanya story telling tentang Borobudur, kebijakan lintas sektor pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan Borobudur serta penyusunan rencana aksi lintas sektor dalam pengembangannya,”.
Dia menambahkan “Pra seminar ini sebagai forum diskusi awal yang dilakukan untuk menggali nilai-nilai sejarah, menjaring aspirasi dan identifikasi isu-isu strategis dalam pengelolaan kawasan candi borobudur, yang akan dilanjutkan pembahasannya pada seminar dan diharapkan menghasilkan rencana strategis yang akan disampaikan pada rakor dengan bapak wakil presiden di awal Maret mendatang,”.
Kadisporapar Jawa Tengah, Sinoeng Nugroho Rachmadi menambahkan jika pariwisata akan maju jika negara harus hadir bersinergi dengan komunitas-komunitasnya. Utamanya dengan mengoptimalkan kaum millenial. “Kenapa kaum millenial kita gandeng? karena dari mereka ini promosi akan cepat dilakukan. Di sisi lain, kita juga akan genjot desa-desa wisata melalui one village one product. Kami tidak mempermasalahkan produk sama yang penting kemasan harus beda,” tambahnya.
Dalam forum itu Kepala Balai Konservasi Borobudur memaparkan Kebijakan pelestarian Candi Borobudur. Dalam paparannya dijelaskan bahwa pengelolaan Warisan Dunia menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, daerah dan masyarakat yang tujuan akhirnya untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. Masalah pengelolaan Warisan Dunia yang saat ini terjadi adalah masalah kewenangan, kesadaran masyarakat, kelembagaan, tekanan pembangunan dan manajemen.