You are currently viewing Membangun Karakter Anak Melalui Cerita Relief Jataka

Membangun Karakter Anak Melalui Cerita Relief Jataka

Masa kanak-kanak merupakan fase yang sangat penting dalam kehidupannya. Masa kanak-kanak usia 0-6 tahun dikenal dengan istilah golden age atau fase emas tumbuh kembang anak. Pada fase ini setiap informasi akan diserap oleh anak baik berupa informasi yang positif maupun informasi negatif dan akan menjadi dasar terbentuknya kemampuan koginitf, karakter dan kepribadiannya.

Dengan melihat betapa pentingnya fase kanak-kanak tersebut maka sudah seharusnya jika pada fase ini setiap anak perlu mendapatkan berbagai informasi yang baik sehingga pada diri anak akan terbangun kemampuan kognitif, karakter dan kepribadian yang baik pula. Berbagai informasi yang baik bagi anak dapat diperoleh dari berbagai sumber maupun media.

Dunia anak tidak lepas dari dunia cerita sehingga kebanyakan orang tua rajin membacakan cerita kepada anak-anaknya. Cerita merupakan salah satu metode yang penting dalam pemberian informasi kepada anak. Dalam setiap cerita tentunya terdapat pesan-pesan moral yang baik yang akan berpengaruh terhadap karakter dan kepribadian anak.

Kewajiban memberikan informasi yang baik kepada anak tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua dan guru, tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat terlebih pemerintah. Apabila setiap lingkungan memberikan informasi yang baik kepada anak maka nantinya anak akan tumbuh dan berkembang sebagai generasi yang cerdas, dengan moral dan kepribadian yang baik.

Salah satu media yang dapat dijadikan sebagai sumber memberikan cerita kepada anak adalah relief yang ada di Candi Borobudur. Ketika anak berkunjung ke Candi Borobudur seharusnya tidak hanya berjalan-jalan untuk menikmati kemegahannya tetapi juga perlu mendapat penjelasan tentang cerita yang ada pada relief candi. Dengan demikian anak akan dapat mengambil pesan moral yang terkandung dari cerita tersebut yang tentunya akan berpengaruh terhadap perkembangan karakter dan kepribadiannya.

            Relief Jataka merupakan salah satu relief yang banyak mengandung pesan moral yang dapat ditanamkan kepada anak. Relief Jataka merupakan cerita Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Sidharta. Di dalamnya menceritakan perbuatan Sang Bodhisattwa yang membedakan dari makhluk lainnya. Pada salah satu relief dikisahkan tentang kebaikan hati seekor kelinci. Relief ini berada di sisi Timur Candi Borobudur, lantai 3/lorong 1, pagar langkan bagian atas, bidang h di panil ke 10,11 dan 12. Relief ini mengisahkan seekor kelinci yang hidup di hutan dan baik hati sehingga memiliki banyak teman, diantaranya berang-berang, serigala dan kera. Kepada teman-temannya dia suka memberikan nasehat tentang kebaikan, termasuk bagaimana menghormati dan melayani tamu. Dewa Cakra ingin menguji kelinci dan menyamar menjadi brahmana tua dan mendekati kelinci dan temannya. Keempat binatang itu memberikan tempat yang nyaman bagi brahmana dan masing-masing memberikan persembahan. Berang-berang mempersembahkan 7 ekor ikan sedangkan serigala memberikan seekor kadal dan sebelangga bubur susu. Kera mempersembahkan buah mangga yang ranum. Kelinci tidak mendapatkan apa-apa untuk dipersembahkan kepada brahmana maka dia rela mengorbankan dirinya masuk ke dalam api agar dimakan brahmana.

            Pesan moral yang dapat diambil dari cerita di atas adalah agar kita menghormati dan melayani tamu dengan penuh ketulusan. Manusia harus melakukan kebajikan dengan bermurah hati kepada semua makhluk, juga harus mau melakukan pengorbanan kepada sesama manusia. Melalui cerita ini kita dapat menanamkan budi pekerti ini kepada anak agar tidak hanya memikirkan diri sendiri tapi juga orang lain.

FA