You are currently viewing Laminasi Buku Barabudur Seri 2

Laminasi Buku Barabudur Seri 2

Laminasi Buku Barabudur Seri 2

 

Terdapat 3 judul buku yang memuat dokumentasi Candi Borobudur, yaitu Barabudur (3 jilid), De Hindoe Tempel Boro Boedoor op Het Eiland Java (8 jilid), dan Beschrijving van Barabudur (1 jilid). Ketiga judul buku tersebut dikenal dengan seri Buku Barabudur. Buku Barabudur dan buku Beschrijving van Barabudur ditulis oleh N.J Krom & T. van Erp, sedangkan buku De Hindoe Tempel Boro Boedoor op Het Eiland Java ditulis oleh Conradus Leemans, dan diterbitkan oleh E.J Brill. Seluruh buku ini rata-rata memiliki kondisi rapuh, sehingga perlu untuk dilakukan tindakan preservasi dengan cara digitalisasi dan laminasi. Buku seri Barabudur memiliki arti penting karena berisikan dokumentasi Candi Borobudur pada masa pemugaran oleh van Erp yang dilakukan pada tahun 1907-1911. Dan saat ini buku disimpan di studio restorasi Balai Konservasi Borobudur. Buku ini terdiri dari 8 seri, yang tiap serinya berisi sekitar 50 halaman.

Tindakan preservasi dengan metode laminasi sangat perlu untuk dilakukan, setelah sebelumnya dilakukan proses digitalisasi dan penggandaan. Laminasi adalah salah satu metode preservasi terhadap kertas/dokumen yang lapuk/robek dengan cara melapisi kertas/dokumen tersebut agar kertas/dokumen menjadi utuh dan awet. Laminasi biasanya digunakan untuk kertas-kertas yang sudah tidak dapat diperbaiki dengan cara lain, misalnya seperti menambal, menjilid, menyambung, dan sebagainya.

Tujuannya dapat memperpanjang usia simpan buku Boro Boedoer dan mempertahankan kelestariannya secara permanen. Permanensi adalah kemampuan untuk mempertahankan sifat kimia dan fisika dalam jangka waktu yang lama. Kertas permanen adalah kertas yang tidak atau sedikit mengalami perubahan selama masa penyimpanan di perpustakaan, ruang arsip atau tempat penyimpanan lainnya. Kertas arsip harus memiliki sifat permanen karena arsip memiliki nilai yang penting dan akan disimpan untuk generasi selanjutnya. Selain aspek permanen, kertas arsip juga harus memiliki aspek durabilitas, yaitu kemampuan untuk menahan efek mekanis ketika digunakan.

Tahapan Laminasi

Adapun tahap pelaksanaan kegiatan laminasi meliputi tahap persiapan, tahap laminasi, dan tahap finishing. Tahap persiapan meliputi kegiatan persiapan bahan-bahan laminasi, pembongkaran buku, pembersihan kertas, observasi kerusakan kertas, pendokumentasian dan penomoran kertas, preservasi kertas, dan restorasi kertas yang rusak.

 

 

 

 

Setelah seluruh kertas ditambal dan restorasi dari kerusakan, maka tahap selanjutnya adalah proses laminasi. Laminasi dilakukan dengan cara melapisi kertas kuno menggunakan kertas tisu Jepang. Pelapisan hanya dilakukan pada halaman belakang kertas saja, mengingat pada halaman kertas terdapat gambar. Hal tersebut telah menjadi patokan utama dalam kegiatan preservasi dan restorasi arsip, bahwa hanya kertas kosong saja (tanpa motif,  hiasan dan ornamen) yang dapat dilapisi dengan menggunakan bahan laminasi.

Beberapa bahan-bahan utama yang digunakan :

  1. Kertas Tisu Jepang
    jenis kertas tisu yang bersifat transparan dengan ketebalan tertentu dan dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki tingkat keasaman yang tidak disukai oleh organisme perusak kertas.
  2. Lem pati atau starch
    Untuk menghindari tumbuhnya jamur dan mikroorganisme lainnya, maka starch yang digunakan adalah pati dengan kualitas Pro Analisis (P.A.). Pati berbentuk serbuk yang selanjutnya dilarutkan dan dipanaskan untuk menghasilkan lem.
  3. Magnesium Karbonat (MgCO3)
    Bahan ini merupakan garam yang berguna untuk proses menetralisir asam pada kertas atau sering disebut dengan proses deasidifikasi.
  4. Plastik Astralon
    Plastik dengan ketebalan dan memiliki kekakuan tertentu untuk melindungi kertas pada proses pembersihan
  5. Kalium Permanganat
    Kalium permanganat atau PK berguna untuk membersihkan permukaan kertas dari debu dan unsur pengotor lain yang menempel
  6. Asam Oksalat
    Asam oksalat adalah bahan kimia berbentuk serbuk yang digunakan untuk membilas kertas yang telah dibasahi larutan PK dan telah direndam sebelumnya pada larutan Magnesium Karbonat
  7. Gelatin bubuk
    Gelatin akan membentuk sebuah lapisan yang bersifat transparan dan lentur agar kertas tidak mudah retak ataupun robek.
  8. Alkohol 70%
    Sebagai pengganti larutan PK. Alkohol memiliki sifat desinfektan, sehingga mampu menghambat laju pertumbuhan jamur, bahkan membunuhnya.
  9. Aquades
    Untuk merendam ataupun membasahi kertas yang akan dilaminasi

Tahap finishing dari kegiatan laminasi adalah penjilidan kertas kembali menjadi sebuah buku yang utuh. Penjilidan menggunakan metode jahit. Selain dijahit, penjilidan buku juga diperkuat dengan lem ponal. Lem ini digunakan untuk merekatkan tiap-tiap kertas menjadi satu dan merekatkan bagian tepinya dengan sampul (cover).