Rabu (27/05/15) Indonesia dan Afganistan yang difasilitasi UNESCO menjalin kerjasama dalam pelestarian cagar budaya. Kerjasama ini difokuskan dalam pengembangan pengelolaan museum di masing-masing negara dalam bentuk pelatihan dan pameran.
Kepala Museum Nasional Afghanistan, Dr Omara Khan Massoudi dalam The Launching of Indonesia Fund In-Trust Implementation: Promoting Intercultural Dialogue Through Capacity Building Training for Museum Development at UNESCO World Sites in Indonesia and Afghanistan di Balai Konservasi Borobudur mengatakan bahwa akibat perang sipil di Afghanistan, sekitar 1400 situs bersejarah dinegara tersebut rusak.
Museum Nasional Afghanistan juga tidak luput dari bom yang menghancurkan sebagian besar gedung dan koleksinya. Beruntung, setelah perang itu mereda, mulai tahun 2003 dilakukan restorasi dari pemerintah dibantu sejumlah negara dan UNESCO.
“Terus terang, dampak dari perang sipil sangat merugikan negara kami. Tidak hanya menelan banyak korban jiwa dan material saja, tapi juga mengakibatkan sekitar 1400 situs kami rusak,” Ungkap Omara.
Konservator BK Borobudur Nahar Cahyandaru yang mewakili Kepala BKB menyambut baik kerjasama ini, menurutnya dengan saling bertukar informasi dan melaksanakan pelatihan bersama menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kompetensi pengelola museum di kedua negara.
Kepala Budaya UNESCO Unit Kabul Afghanistan Masanori Nagaoka mengatakan, Indonesia dan Afghanistan sama-sama memiliki sejarah panjang warisan budaya dunia. Kedua negara juga memiliki warisan kebudayaan umat Buddha.