You are currently viewing Kajian Penataan Tanaman Kawasan Borobudur
Relief cerita Karmawibhangga Candi Borobudur, no.39 (Sumber: Rep: van Erp)

Kajian Penataan Tanaman Kawasan Borobudur

Kajian Penataan Tanaman Kawasan Borobudur

Relief cerita pada Candi Borobudur dan Candi Mendut merupakan gambaran lingkungan Jawa Kuna abad VIII – X M. Komponen lingkungan yang digambarkan pada panil relief dan menarik untuk di kaji, salahsatunya adalah penggambaran tanaman pada relief. Tanaman merupakan salah satu elemen penting untuk menunjang kehidupan manusia pada masa lalu khususnya pada masa perkembangan Hindhu/ Buddha periode Jawa Tengah. Indentifikasi tanaman dapat dilakukan dengan pengamatan langsung. Setelah tanaman dapat diidentifikasi jenisnya maka konteks pengambaran tanaman berperan penting dalam menentukan kondisi lingkungan dimana tanaman tersebut tumbuh. Apabila di tarik pada masa kini, maka indentifikasi tanaman dan klasifikasi konteks penggambaran tanaman dapat bermanfaat dalam pemetaan vegetasi Kawasan Borobudur dan pelestarian lansekap budaya Kawasan Strategis Nasional Borobudur.

Upaya pelestarian Candi Borobudur dimulai sejak penemuan kembali pada tahun 1814 yang kemudian dilanjutkan dengan pemugaran oleh Pemerintah Hindia Belanda dimulai tahun 1907. Pemugaran dengan metode dan peralatan modern dilakukan oleh Pemerintah Indonesia bekerja sama UNESCO pada tahun 1973-1983. Upaya pelestarian Candi Borobudur dalam lingkup kawasan dilakukan dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 286/M/2014 tentang Satuan Ruang Geografis Borobudur Sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional. Adapun untuk melakukan perlindungan dan penataan ruang Kawasan Cagar Budaya Borobudur, Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Borobudur dan Sekitarnya, ditetapkan untuk memberikan arahan dan batasan pemanfaatan ruang di Kawasan Startegis Nasional Borobudur.

Penataan ruang, pengendalian laju pertumbuhan permukiman dan infrastruktur termasuk didalamnya penataan lansekap alam dan budaya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan otentisitas dan integritas Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia. Salah satu komponen penting dari lansekap alam dan budaya Kawasan Borobudur adalah tanaman. Tanaman merupakan komponen penting pendukung situs dan kawasan cagar budaya. Penataan tanaman yang baik dan terencana akan meningkatkan kelestarian struktur maupun bangunan cagar budaya di Kawasan Borobudur, khususnya Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Candi Pawon.

Penataan tanaman merupakan upaya untuk meningkatkan kelestarian situs dan Kawasan Cagar Budaya Borobudur. Tanaman berpotensi sebagai elemen penting yang mempunyai fungsi salah satunya adalah mengurangi fluktuasi suhu, kelembaban, dan gas berbahaya yang akan mempercepat laju pelapukan batu struktur candi. Selain itu, penataan tanaman diharapkan mampu mengurangi efek yang dapat timbul karena pencemaran udara maupun perubahan iklim pada skala mikro dan makro.

Relief kebun pada Relief Cerita Karmawibhangga seri O, no. 123, pada kaki Candi Borobudur. (Sumber: Rep: van Erp)
Relief kebun pada Relief Cerita Karmawibhangga seri O, no. 123, pada kaki Candi Borobudur.
(Sumber: Rep: van Erp)

Apabila dikaitkan dengan lansekap budaya Kawasan Borobudur, maka rencana penataan tanaman dapat juga dilakukan dengan pendekatan arkeologis. Data arkeologis yang dimaksud adalah gambaran lingkungan alam di Kawasan Borobudur yang dijuampai pada panil relief cerita Candi Borobudur dan Candi Mendut.

Artikel selengkapnya silahkan unduh pada tautan berikut