Dwi Windu Ruwat Rawat Borobudur
Jumat, 15 Maret 2019 bertempat di Pendopo Balai Konservasi Borobudur, Warung Info Jagad Cleguk bekerja sama dengan Balai Konservasi Borobudur menyelenggarakan acara Dwi Windu Ruwat Rawat Borobudur.
Acara diawali dengan pementasan kesenian tradisional dari kelompok masyarakat di sekitar kawasan Borobudur yang membawakan sendratari Kidoeng Karmawibhangga. Menurut Sucoro yang menjadi penggagas kegiatan, sendratari tersebut diambil dari relief Karmawibhangga yang ada di Candi Borobudur. Relief Karmawibhangga menggambarkan hukum sebab akibat dari dari perbuatan baik dan buruk manusia.
Usai pementasan sendratari, acara dilanjutkan dengan Diskusi Budaya, Renungan untuk Borobudurku dengan tema “Membangun Tata Ruang Budaya Kawasan Borobudur”. Diskusi yang dihadiri oleh perwakilan dari instansi pemerintah, swasta, akademisi, praktisi dan masyarakat dipandu oleh Dedi Aduri dari LIPI.
Dalam diskusi dibahas tentang perkembangan Borobudur pasca restorasi yang mengalami banyak pergeseran nilai-nilai agung. Masing-masing perwakilan baik dari instansi pemerintah, swasta, akademisi dan praktisi menyampaikan pandangan dan gagasan tentang apa yang harus dilakukan untuk melestarikan Kawasan Candi Borobudur baik dalam wujud material maupun imaterial sebagai ikon penanda budaya agung.
dari diskusi tersebut, semua pihak sepakat untuk mengembangkan konsep dan praktek pelestarian Kawasan Borobudur yang mensinergikan berbagai inisiatif yang selama ini telah dikembangkan oleh berbagai pihak. Rangkaian acara Dwi Windu Ruwat Ragat berakhir pada pukul 17.00 diakhiri dengan foto bersama para peserta diskusi.