You are currently viewing Diskusi Rutin Situs Samberan

Diskusi Rutin Situs Samberan

Diskusi Rutin Situs Samberan

Jumat (7/2/2020) Balai Konservasi Borobudur (BKB) melalui Pokja Kajian dan Laboratorium kembali mengadakan Diskusi Rutin yang dilaksanakan di situs Samberan, setelah sebelumnya dilaksanakan di Situs Dipan. Peserta kegiatan diskusi rutin tidak hanya staf teknis, tetapi seluruh staf maupun mashasiswa yang magang di BKB. Diskusi dibuka dengan penjelasan dari Jati Kurniawan, Konservator BKB mengenai ekskavasi yang telah dilaksankan oleh BKB pada Oktober 2019. Penjelasan dilanjutkan oleh Hari Setiawan, Arkeolog BKB mengenai sejarah singkat situs samberan dan rencana pengembangan yang akan dilaksanakan.

Penjelasan Hari Setyawan mengenai situs samberan

Sebelumnya, Balai Arkeologi Jogja pada tahun 2007 juga sudah pernah melaksanakan ekskavasi di 3 sudut, yaitu timur laut, barat laut dan tenggara. Melalui ekskavasi yang dilaksanakan, diperkirakan struktur Candi menghadap ke sisi timur. Dengan luasan kurang lebih 16.88 m x 14.75 m. Situs Samberan yang terletak sekitar 5 km dari Candi Borobudur merupakan situs dengan struktur batu bata. Temuan lain di Situs Samberan adalah beberapa yoni yang terletak di sekitar struktur bata. Salah yoni berukuran 103 x 105 cm, dengan ukuran tubuhnya 67 x 63 cm dan lubang di tengah tubuh Yoni berbentuk persegi berukuran 35 cm, diletakkan di dekat rumah warga. Yoni tersebut sudah tidak utuh, hanya terdapat bagian kaki dan sebagian tubuhnya sedangkan bagian atas dan ceratnya sudah tidak dijumpai. Yoni lain juga ditemukan di sekitar bangunan Masjid Samberan, berupa 2 yoni yang berbentuk persegi dengan posisi terkubur dan hanya nampak bagian atasnya saja. Selain itu juga ditemukan 2 umpak di Situs Samberan, yang kini disimpan di rumah warga.

Sebagian struktur Candi yang nampak

Kedepannya, diharakan struktur candi ini dapat ditammpakkan agar dapat merekonstruksi kondisi di masa lalu sehingga dapat dilestarikan dan dikembangkan. Dengan ditampakkannya struktur candi diharapkan masyarakat sekitar menjadi tahu dan ikut serta dalam kegiatan pelestarian.