You are currently viewing Diskusi Progres Kajian Konsolidasi Fosil
Prof. Dr. Nuryono, Narasumber dari UGM

Diskusi Progres Kajian Konsolidasi Fosil

Diskusi Progres Kajian Konsolidasi Fosil

Balai Konservasi Borobudur kembali melaksanakan diskusi progres kajian pada Rabu, 25 September 2019 di ruang sidang Balai Konservasi Borobudur. Membahas progres kajian Konsolidasi Fosil menggunakan Resin Alam dengan menghadirkan narasumber dari UGM, Prof. Dr. Nuryono. Dihadiri oleh peserta dari Balai Konservasi Borobudur dan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran.

Diskusi dibuka oleh Yudi Suhartono selaku Kepala Seksi Konservasi Borobudur. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kajian ini sangat bagus karena sesuai dengan tugas dan fungsi Balai Konservasi Borobudur sebagai Pelaksanaan kajiaan konservasi terhadap aspek teknik sipil, arsitektur, geologi, biologi, kimia, dan arkeologi Candi Borobudur dan cagar budaya lainnya; dan Pelaksanaan pengembangan metode dan teknik. Diharapkan dengan kegiatan ini tim kajian memperoleh masukan dan tanggapan dari narasumber dan peserta diskusi untuk kesempurnaan kajian.

Dilanjutkan Paparan Kajian yang disampaikan oleh Leliek Agung Handoko. Dijelaskan bahwa bahan yang digunakan sebagai konsolidan pada kajian ini adalah gondorukem dan gelatin. Gondorukem adalah olahan dari getah hasil sadapan pada batang tusam (Pinus) sedangkan Gelatin merupakan senyawa  turunan protein yang diperoleh dengan cara mengekstrak kolagen hewan dan mengeringkannya.

 

 

 

 

 

Pada sesi diskusi, Nahar Cahyandaru dari Balai Konservasi Borobudur menanyakan mengenai ketersediaan dari Gondorukem, apakah bahan tersebut mudah ditemukan. Karena menurutnya, akan menyulitkan ketika material yang  dikaji ini sudah mulai sulit ditemukan di pasaran. Nurul Fadlilah, A. Md selaku konservator dari BPSMP Sangiran juga menanyakan mengenai efek dari penggunaan bahan organink seperti gelatin. Dan ditanggapi oleh Prof. Dr. Nuryono bahwa senyawa dan material organik mudah terdegradasi, sehingga perlu dikaji dan diperhatikan mengenai pertumbuhan mikrobanya. Disampaikan juga bahwa kajian ini cukup potensial untuk dikembangkan secara kontinyu dan tuntas sehingga dapat diusulkan untuk dipatenkan.