Diskusi Progres Kajian Bahan Konsolidan Batu Andesit
Rabu (25/09/2019) tim kajian Bahan Konsolidan Lithium Silikat Untuk Konsolidasi Batu Andesit mengadakan diskusi progres kajian di ruang sidang II. Kegiatan tersebut diikuti sebanyak 15 staf Balai Konservasi Borobudur (BKB) dan seorang narasumber dari Jurusan Kimia, FMIPA UGM, Prof. Dr.rer.nat. Nuryono M.S.
Yenny Supandi, ketua tim kajian menyampaikan bahwa percobaan sintesis lithium silikat menggunakan lithium hidroksida dan silikon dioksida. Hal ini dilakukan karena bahan tersebut selain mudah dicari, harga pun lebih terjangkau. Dengan konsentrasi dan berat yang sudah ditentukan, sintesis dilakukan dengan metode sol gel full distirring selama 24 jam. Gel yang dihasilkan kemudian disaring hingga menghasilkan padatan, yang kemudian dioven dan dikalsinasi sehingga menghasilkan lithium silikat. Metode kedua dilakukan dengan cara yang sama namun memotong proses stirring selama 6 jam. Larutan tersebut kemudian digunakan untuk koservasi pada batu rapuh. Larutan tersebut setara dengan 1,6% LiOH.
Hasil konsolidasi durasi lima hari dites dengan menggunakan ultrasound level velocity menyimpulkan bahwa kekerasan batu meningkat namun hanya pada bagian permukaan. Meskipun percobaan konsolidasi batu rapuh menunjukkan hasil yang menjanjikan, namun infiltrasi bahan konsolidan yang relatif rendah masih perlu diperbaiki. Selain itu, mortar juga diaplikasikan pada replika batu candi. Namun dalam satu minggu, mortar yang dibiarkan terbuka pada replika tersebut hancur.
Nuryono menyampaikan bahwa lithium silikat memiliki unsur logam namun lebih potensial sebagai bahan konsolidan daripada natrium. Hal ini dikarenakan lithium silikat tidak akan menghasilkan produk samping berupa garam yang berbahaya untuk batuan andesit. Nuryono mengharapkan apabila target konsolidan telah tercapai maka bahan tersebut mudah diaplikasikan di lapangan. Selain itu perlu diteliti kembali terkait dengan daya simpan larutan tersebut sehingga bahan konsolidan tidak memadat pada saat belum diterapkan.