Diskusi Pengaruh Getaran Kendaraan Terhadap Bangunan Cagar Budaya
Pengaruh getaran yang memiliki frekuensi tertentu dan intensitas yang besar apabila berlangsung terus-menerus dalam waktu lama maka berpotensi merusak bangunan. Getaran yang disebabkan oleh kendaraan bermotor yang melewati jalur dekat situs mempengaruhi kelestarian dan keutuhan cagar budaya. Inilah yang melatarbelakangi tim kajian Balai Konservasi Borobudur untuk melaksanakan Kajian Pengaruh Getaran Kendaraan Terhadap Bangunan Cagar Budaya pada senin (14/10/2019).
Rony, pemakalah kajian menyampaikan lokasi Candi Mendut yang berdekatan dengan jalan raya yang menimbulkan getaran yang diduga mempengaruhi bangunan. Apabila getaran dari traffic tersebut mendekati atau sama dengan frekuensi natural bangunan candi dapat terjadi resonansi. Resonansi mengakibatkan amplitudo getaran yang muncul menjadi berlipat ganda. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran karena efek getaran yang ditimbulkan akan meningkat sehingga membahayakan bangunan candi.
Dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada Ir. Suprapto Siswosukarto, Ph.D menyampaikan bahwa vibrasi memiliki efek sruktural dan arsitektural. Efek yang terjadi berulang-ulang yang dikenai oleh media akan mengalami fatigue sehingga ketahanan akan berkurang. Deteksi kesehatan bangunan dapat diamati frekuensi naturalnya, jika mengalami penurunan maka kekuatan struktur melemah.
Suprapto menyarankan perlu adanya perbaikan media rambat atau menggunakan struktur penahan. Hal tersebut berfungsi untuk mengeliminir getaran akibat beban lalu lintas. Selain itu perlu ada survey dan inspeksi cagar budaya secara berkala, mitigasi getaran, perbaikan permukaan jalan raya, dan kontrol lalu lintas dan kecepatannya.