You are currently viewing Diskusi Ilmiah Arkeologi
Materi oleh Brahmantara, S.T. dari Balai Konservasi Borobudur

Diskusi Ilmiah Arkeologi

Diskusi Ilmiah Arkeologi

Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia  (IAAI) sebagai wadah para arkeolog di Indonesia terus berupaya untuk memberikan kontribusi di bidang kebudayaan. Diantaranya dengan menggelar diskusi. Bekerjasama dengan dengan Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCBM), menyelenggarakan kegiatan Diskusi Ilmiah Arkeologi (DIA) yang diikuti oleh 200 orang undangan terdiri dari anggota IAAI dari Komda DIY dan Jawa Tengah, IAAI Pusat, Perwakilan dari Komda IAAI daerah lain dan tamu undangan. Diskusi digelar Rabu 26 Juni 2019, bertempat di The Rich Hotel Yogyakarta mengusung tema “Jalinan Kebhinekaan Cagar Budaya sebagai Identitas”.

Acara dibuka oleh Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY, Dra. Zaimmul Azzah, M.Hum mewakili Direktur PCBM ditandai dengan pemukulan gong. Diskusi kemudian dilaksanakan dalam tiga (3) sesi. Sesi pertama secara panil menghadirkan pembicara Prof. Dr. Truman Simanjuntak, Dr. Junus Satrio Atmodjo,dan Dr. Sumbo Tinarbuko. Pada sessi kedua disampaikan paparan dari Drs Helmi tentang kasus situs di Bondowoso dan ajakan agar arkeolog menyatukan suara untuk menyatakan sikap terhadap kasus-kasus cagar budaya di Indonesia sebagai bentuk pelestarian cagar budaya yang menjadi tanggung jawab bersama agar dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang. Pada sessi ke-3 diskusi menampilkan narasumber Drs. Sugeng Riyanto, M.Hum,  Yoses Tanzaq, S.S, Sektiadi, S.S. M.A dan Bramantara, S.T, dari Balai Konservasi Borobudur.

Peserta dari BKB mengikuti Diskusi Ilmiah Arkeologi
Pengolahan Data Lidar Terestrial Laser Scanning

 

 

 

Brahmantara, atau yang akrab dipanggil Mas Bram, menyajikan presentasi dengan judul “Membekukan Masa Lalu: Pemanfaatan Lidar Terestrial Laser Scanning (TLS) dan Digital Fotogrammetri untuk Pendokumentasian dan Pelestarian Cagar Budaya”. Bram mengatakan bahwa teknologi digital mampu memberikan kontribusi yang penting dalam tugas pelestarian melalui identifikasi, perlindungan, perawatan, penyajian dan pewarisan nilai-nilai pentng warisan budaya. Produk digital yang dihasilkan mempunyai kontribusi dalam menghasilkan sistem informasi dan database cagar budaya khususnya di Indonesia.