Diskusi Hasil Kajian
Balai Konservasi Borobudur (BKB) menyelenggarakan kegiatan Diskusi Hasil Kajian pada Rabu s.d. Jumat, 13 s.d. 15 November bertempat di Hotel Grand Mercure Yogyakarta. Selain diikuti oleh beberapa staf BKB, diskusi hasil kajian juga dihadiri oleh perwakilan dari unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan akademisi. Diskusi Hasil Kajian secara resmi dibuka oleh Kepala Seksi Konservasi BKB, Yudi Suhartono. Dalam sambutannya, Yudi menyampaikan bahwa BKB mempunyai tugas melaksanakan konservasi dan pelestarian Candi Borobudur dan kawasan cagar budaya Borobudur. Untuk melaksanakan tugas tersebut, ada dua (2) fungsi terkait dengan kajian, yaitu pelaksanaan kajian konservasi terhadap aspek teknik sipil, arsitektur, geologi, biologi, kimia dan arkeologi Candi Borobudur dan cagar budaya lainnya. Fungsi yang lain yaitu melaksanaan pengembangan metode dan teknik konservasi cagar budaya.
Sebagai perwujudan tugas dan fungsi tersebut di atas, pada tahun 2019 ini, BKB melaksanakan 9 (sembilan ) kajian, yaitu:
- Kajian Saintifikasi Metode Konservasi Berdasarkan Naskah Kuno Abad XVII – XVIII
- Kajian Pengendalian Tumbuhan Tingkat Tinggi (Ficus-sp) pada Candi Mendut
- Kajian Pengaruh Getaran Kendaraan Bermotor Terhadap Bangunan dan Struktur Cagar Budaya
- Kajian Konsolidasi Fosil Menggunakan Resin Alam
- Kajian Bahan Konsolidan Lithium Silikat untuk Konsolidasi Batu Andesit
- Kajian Interpretasi Relief Gandavyuha di Candi Borobudur
- Kajian Efektivitas Ekstrak Tanaman Sereh Wangi sebagai Bahan Insektisida pada Cagar Budaya Berbahan Kertas
- Kajian Pudel Candi Borobudur
- Kajian Evaluasi Dampak Pemanfaatan di Warisan Dunia Borobudur
Diskusi yang berlangsung selama tiga hari tersebut, dilaksanakan sebagai sarana penyebarluasan hasil kajian dan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan kajian yang telah dilaksanakan. Setiap tim, diberi kesempatan untuk memaparkan hasil kajian yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, saran dan masukan dari narasumber serta peserta akan digunakan untuk penyempurnaan hasil kajian. Dalam diskusi ini, narasumber yang diundang adalah akademisi maupun praktisi yang kompeten di masing-masing bidang kajian.