Monitoring dan Evaluasi Hasil Pemugaran Gapura Royal Palace Angkor Thom Kamboja (Tahap I)

Pemerintah Indonesia pernah berperan dalam pelestarian cagar budaya di tingkat internasional, yaitu melalui misi ITASA (The Indonesian Technical Assistance for Safeguarding Angkor) untuk melakukan pemugaran di kompleks Royal Palace Angkor…

Continue ReadingMonitoring dan Evaluasi Hasil Pemugaran Gapura Royal Palace Angkor Thom Kamboja (Tahap I)

Menjadi Modern Tanpa Kehilangan Identitas: Problematika Pelestarian Cagar Budaya di Wilayah Sulawesi Tenggara

Modernisasi menjadi hal yang sulit dihindari suatu bangsa yang tergolong sedang berkembang, terlebih Indonesia yang masyarakatnya sangat terbuka. Semangat modernisasi cenderung diterjemahkan dalam bentuk pembangunan infrastruktur yang secara sadar atau…

Continue ReadingMenjadi Modern Tanpa Kehilangan Identitas: Problematika Pelestarian Cagar Budaya di Wilayah Sulawesi Tenggara

Penerapan NDT (Non-Destructive Testing) untuk Analisis Pelapukan Cagar Budaya Menggunakan Alat Xrf ; Studi Kasus Candi Mendut

Cagar budaya merupakan tinggalan budaya yang bernilai tinggi sehingga sangat penting untuk dilestarikan. Cagar budaya umumnya dijumpai dalam jumlah yang sangat terbatas dan  telah mengalami pelapukan. Usaha konservasi material diperlukan…

Continue ReadingPenerapan NDT (Non-Destructive Testing) untuk Analisis Pelapukan Cagar Budaya Menggunakan Alat Xrf ; Studi Kasus Candi Mendut

Pengelolaan Lansekap Budaya dalam Kerangka Warisan Dunia: Studi Kasus Management Plan Lansekap Budaya Provinsi Bali

Lansekap Budaya Provinsi Bali telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 2012. Situs ini dianggap memenuhi 3 kriteria, yaitu kriteria (iii) karena tradisi budaya yang membentuk lansekap Bali,…

Continue ReadingPengelolaan Lansekap Budaya dalam Kerangka Warisan Dunia: Studi Kasus Management Plan Lansekap Budaya Provinsi Bali

Minyak Atsiri sebagai Bahan Aktif Konservasi Benda Cagar Budaya

Konservasi dengan mencegah kerusakan benda cagar budaya akibat tumbuhnya bakteri, lumut, jamur, dan mikroorganisme sangat perlu untuk dilakukan. Konservasi BCB selama ini menggunakan bahan kimia berbahaya seperti 5-bromo-3-sec-butyl-6-methyluracil (Hyvar-X), xylophene,…

Continue ReadingMinyak Atsiri sebagai Bahan Aktif Konservasi Benda Cagar Budaya

Metode Isolasi dan Identifikasi Struktur Senyawa Organik Bahan Alam

Setiap organisme hidup (tumbuhan, hewan, mikroorganisme) dalam proses metabolismenya akan menghasilkan senyawa metabolit primer dan sekunder. Senyawa-senyawa tersebut sekaligus dibutuhkan oleh organisme untuk mempertahankan hidupnya. Metabolit primer untuk menghasilkan energi,…

Continue ReadingMetode Isolasi dan Identifikasi Struktur Senyawa Organik Bahan Alam

Konservasi Berbasis Kearifan Lokal di Situs Benteng Puteri Hijau, Deli Serdang, Sumatera Utara

Penanaman pohon pisang barangan (Musa paradisiaca sapientum L) pada benteng tanah yang dinyatakan sebagai tinggalan arkeologis di situs Benteng Puteri Hijau merupakan suatu wujud kearifan lokal dalam aktivitas konservasi material.…

Continue ReadingKonservasi Berbasis Kearifan Lokal di Situs Benteng Puteri Hijau, Deli Serdang, Sumatera Utara

Strategi Pelestarian Benda Cagar Budaya/Situs Berbasis Masyarakat

Benda cagar budaya merupakan benda tinggalan dari kelompok komunitas tertentu yang memiliki nilai penting karena dapat menunjukkan tingkat peradaban. Oleh karena itu, perlu dilestarikan agar keberadaannya dapat diwariskan kepada generasi…

Continue ReadingStrategi Pelestarian Benda Cagar Budaya/Situs Berbasis Masyarakat