Candi Borobudur mempunyai 1.460 panil relief cerita, 1.212 panil relief dekoratif simbolis, dan 504 arca Buddha pada empat penjuru mata angin. Panil relief cerita Candi Borobudur, kesemuanya berbentuk persegi panjang dengan ukuran yang bervariasi. Untuk membaca cerita relief pada Candi Borobudur, permulaan dan akhirnya adalah pada pintu gerbang sisi timur pada setiap tingkatannya. Sehingga bagian timur candi adalah tangga naik yang utama untuk menuju puncak candi yang berupa teras melingkar dengan deretan stupa. Dari hal ini, kita dapat mengartikan bahwa bahwa candi menghadap ke timur meskipun pada keempat sisinya sama.
Ungkapan-ungkapan dalam relief Candi Borobudur mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat. Hal tersebut terbukti pada beberapa panil relief yang menunjukkan aktifitas keseharian dengan lingkungannya yang sampai saat ini masih terlihat pada sekitar candi. Salah satu contohnya adalah dalam Karmawibhangga seri 0 65 yang menggambarkan tanaman padi dengan lumbung berasnya. Beras merupakan salah satu makanan pokok masyrakat Jawa sampai dengan saat ini. Untuk menjaga agar tidak terjadi kekurangan pasokan beras, berbagai usaha pengamanan dari hama pun perlu dilakukan. Seperti terlihat dalam relief, hama tikus menyerang tanaman padi, sedangkan 2 orang dan seekor anjing menjaga lumbung beras.
Contohnya lainnya adalah dalam relief Karmawibhangga seri O 61 yang menggambarkan tenaman pisang. Pisang diduga berasal di India, namun pertama kali dibudidayakan di daerah papua, yang kemudian disebarkan oleh para pelaut Austronesia ke berbagai Kawasan. Berbagai varietas pisang tercatat dalam Kakawin Ramayana dari abad IX Masehi. Beberapa prasasti abad X Masehi juga menuliskan tentang penggunaan buah pisang dan batang pohonnya sebagai bahan makanan.