You are currently viewing BOROBUDUR YANG INSPIRATIONAL (Borobudur sebagai Buku Evolusi Umat Manusia)
Borobudur

BOROBUDUR YANG INSPIRATIONAL (Borobudur sebagai Buku Evolusi Umat Manusia)

BOROBUDUR YANG INSPIRATIONAL (Borobudur sebagai Buku Evolusi Umat Manusia)

Oleh : Daud Aris Tanudirjo

Kebanyakan orang melihat Borobudur semata-mata sebagai monumen agama Budha. Benarkah anggapan itu ? Mungkin memang benar, kalau kita melihat kenyataan visual yang ada. Semua pahatan relief, patung-patung, dan adanya stupa meyakinkan pada kita bahwa monumen ini memang hanya untuk umat Budha. Namun, jika kita renungkan lebih jauh lagi, barangkali Borobudur memberikan pesan yang lebih universal.

Coba simak pilihan urut-urutan relief yang dipahatkan dan susunan teras-teras yang ada di Candi Borobudur. Pada kaki candi dipahatkan relief Karmawibhangga, yang intinya mengajarkan pada kita bahwa semua kejadian atau asal mula segala sesuatu adalah berpangkal pada hukum sebab-akibat. Segala sesuatu ada sebagai akibat dari sesuatu yang lain. Atau, segala sesuatu adalah penyebab dari sesuatu yang lain.

salah satu relief Karmawibangga
salah satu relief Karmawibangga

Pada tingkat teras-teras berbentuk persegi, yang disebut Rupadhatu, dipahatkan relief berturut-turut dari bawah semakin ke atas : cerita Jataka dan Avadana, Lalitavistara, dan Gandvyuha. Urutan-urutan itu secara umum memberikan gambaran bagaimana proses seseorang (Budha) melepaskan diri dari lingkaran inkarnasi, termasuk menjadi hewan-hewan, kemudian lahir sebagai manusia (dalam hal ini tokoh Budha Gautama), kemudian upaya mencari pengetahuan atau pemahaman tentang “kebenaran”, dalam rangka menjadi “manusia yang lebih sempurna” (bodhisatwa). Semuanya itu masih dilakukan dalam konteks kebendawian atau dunia fana atau biologis, sehingga masih pada taraf Rupadhatu (terikat pada kebendawian).

salah satu relief Lalitavistara
salah satu relief Lalitavistara

Tingkat berikutnya adalah teras lingkaran dengan stupa-stupa berisi patung Budha. Tingkat ini melambangkan manusia yang telah menyempurna karena kemampuannya menemukan pengetahuan yang benar, sehingga ia dapat merlepaskan diri dari ikatan ke-fana-an. Yang pada akhirnya, akan mencapai kesatuan dengan keabadian atau Nirwana yang dilambangkan dengan stupa induk di puncak Borobudur.