You are currently viewing Borobudur Student Festival (BSF) 2022
Borobudur Student Festival (BSF) 2022

Borobudur Student Festival (BSF) 2022

Borobudur Student Festival (BSF) 2022 yang dimotori oleh Presisi bekerjasama dengan Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan digelar mulai pada tanggal 27 Juni – 2 Juli 2022. Kegiatan dibuka pada tanggal 27 Juni 2022 oleh Dirjen Kebudayaan dan Gubernur Jawa Tengah. Program ini melibatkan guru dan siswa dari 101 sekolah dari sembilan provinsi di Indonesia. Pembukaan Borobudur Student Festival dilaksanakan di Canisio Art Centre-SD Kanisius Wanurejo dan untuk kegiatan-kegiatan dilaksanakan di Balai Konservasi Borobudur secara hybrid. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turut hadir dan mengajak para peserta bersama-sama menyanyikan lagu Maumere dan kemudian meminta beberapa peserta menampilkan tari tradisional dari daerah mereka. Pada pembukaan ini juga diadakannya doa pembukaan 6 Agama. Doa Pembukaan 6 Agama tersebut diantaranya adalah Budha (SMA Marsud), Islam (SMP TEMA), Hindu (siswa Bali), Kristen (siswa Jayapura), Katolik (Maumere), Konghucu).


“Dengan hadirnya anak-anak dari NTT, Papua, Ambon, dan sebagainya menurut saya luar biasa. Mereka membawa budaya dan seni daerah masing-masing, termasuk karya-karya inovatif sesuai dengan kapasitas sebagai pelajar,” kata Gubernur.
“Menurut saya ini improvisasi yang cukup bagus, yang mesti dikembangkan, dan guru-guru mesti memfasilitasi,” tambahnya.

Rangkaian Acara BSF 2022


Dalam acara ini terdapat sharing session yang dibagi menjadi 4 sesi. Sesi pertama dan kedua pada hari Selasa dengan tema ”Sharing Session Perayaan Gagasan Siswa – Ekologi dan Humanoria“. Pada sesi ini dipresentasikan materi oleh siswa – siswi dari 6 daerah dan dilanjutkan dengan penampilan panggung ekspresi di Canicio Art Center dari 3 sekolah yang berbeda.

Sedangkan sesi ketiga dan keempat pada hari Rabu mengusung tema “Sharing Session Perayaan Gagasan Siswa-Sandang Pangan Papan. Sesi ini berbeda dengan sesi-sesi sebelumnya. Diisi acara Talkshow dengan tema “Semua Orang Itu Guru” oleh Moderator Monica Irawati.

Hari keempat dibuka dengan pengenalan Borobudur dari sejarah dan relief oleh Mura Aristina selaku perwakilan dari Balai Konservasi Borobudur. Dilanjutkan dengan Workshop tema “Kreasi Wayang Sampah” yang dilaksanakan di Canicio Art Center. Selain itu terdapat pula Bedah Buku yang dilaksanakan di Balai Konservasi Borobudur. Acara pada hari keempat ini ditutup dengan penampilan Panggung Ekspresi dan peserta FBK wisata menggunakan VW.

Hari kelima, dibuka dengan Seminar “Pendidikan Yang Memerdekakan, Praktik Kebudayaan”. Pembukaan sesi ini diisi oleh narasumber spesial yaitu Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, Ph.D., Yudi Latif, Ph.D. serta Henny Supolo. Dilanjutkan dengan Lokakarya yang dibagi menjadi 3 sesi. Sesi pertama mengangkat tema “Semua Orang Guruku, Alam Raya Sekolah”. Sedangkan sesi kedua berjudul “ Siswa Yang Merdeka, Pendidikan Yang Mengasah Ketajaman Rasa, Batin, Bernalar, dan Bertindak “. Sesi ketiga mengusung tema “ Penguatan Karakter Siswa Mandiri Melalui Seni (PRESISI), Pengalaman Guru Dalam Mempraktikan Pembelajaran Yang Memerdekakan”

Hari terakhir Sabtu 2 Juli , penutupan dilaksanakan di Canisio Art Centre, acara diawali dengan Simposium Nasional (lokasi Pondok Tingal), dilanjutkan dengan Panggung Budaya Maklumat Borobudur dan Penutupan oleh Dirjen GTK.