You are currently viewing BOROBUDUR YANG INSPIRATIONAL (Borobudur sebagai Inspirator Masa Kini)
Borobudur

BOROBUDUR YANG INSPIRATIONAL (Borobudur sebagai Inspirator Masa Kini)

BOROBUDUR YANG INSPIRATIONAL (Borobudur sebagai Inspirator Masa Kini)

Oleh : Daud Aris Tanudirjo

Lalu, bagaimana dengan kedudukan Borobudur di masa kini. Sesuai dengan nilai-nilai yang dikandungnya, Borobudur adalah salah satu bentuk pelajaran untuk mencapai kesempurnaan. Ia adalah buku pendidikan yang terbuka tentang nilai-nilai kesempurnaan yang universal. Tidak saja, apa yang tersirat dalam relief dan struktur bangunannya, juga dalam proses pembangunannya. Para penggagas, perancang dan pelaksananya pun mendambakan hasilnya sebagai suatu karya sempurna.

Borobudur adalah salah satu “centre for exellence” di Indonesia dan oleh sebab itu hingga kini pun harus dikembangkan sebagai salah satu “centre for exellence”. Borobudur harus terus menjadi ilham penciptaan-penciptaan karya yang mendambakan pada kesempurnaan. Dengan demikian, Borobudur dan sekitarnya paling tepat dikembangkan untuk pusat pendidikan.

Borobudur sebagai pusat pendidikan
Borobudur sebagai pusat pendidikan

Candi Borobudur tidak hanya dinikmati keindahannya dan dikagumi kehebatannya, tetapi juga harus dipertahankan fungsinya sebagai inspirator masa kini. Kalau pun Borobudur tetap dikembangkan menjadi daya tarik wisata, mestinya yang ditawarkan adalah wisata pendidikan, yang mencerdaskan olah pikir manusia.  Pesan-pesan yang tersembunyi pada monumen Borobudur harus dijabarkan sesuai dengan relevansinya di masa kini. Pesan kuat yang dipancarkan dari monumen purba agar manusia tidak berkembang menjadi mahluk yang haus pada kebendawian atau kefanaan, dan justru mencari pada kesempurnaan pikir yang lepas dari hal-hal duniawi, harus disebarluaskan. Bahkan, pesan ini dapat digemakan dalam proses pembangunan manusia seutuhnya baik di Indonesia dan dunia.

Pesan ini amat kontras dengan trend pembangunan manusia masa kini yang cenderung lebih mengejar kefanaan ketimbang hal-hal yang rohaniah. Dari Borobudur, kita dapat merenungkan kembali asal-usul dan tujuan manusia masa kini. Apakah manusia masa kini sedang mengarah pada jalan hidup untuk menjadi manusia yang mengarah pada kesempurnaan ? Ataukah, kita sedang mengarah kembali kepada “inkarnasi” ke taraf lebih rendah lagi ? Jangan biarkan Borobudur hanya menjadi monumen mati yang sekedar dikagumi tetapi harus menjadi monumen hidup yang senantiasa menjadi sumber inspirasi baik di bidang religi, seni, sejarah, ilmu, kehidupan bermasyarakat, dan bidang-bidang lainnya. Hendaknya Borobudur dapat menjadi tempat kontemplasi umat manusia, seperti tersirat dalam syair Rabindranath Tagore: Ia dapat menjadi tempat keheningan di tengah berabad-abad kebisingan yang diciptakan manusia pengejar kefanaan, dan di situlah manusia akan menemukan kedalaman cinta yang bermakna kebebasan.