Belajar Konservasi Tekstil
Untuk memperdalam konservasi mengenai warisan budaya berbahan tekstil, Staf Balai Konservasi Borobudur melaksanakan pemagangan di Museum Tekstil Jakarta. Pemagangan untuk Belajar Konservasi Tekstil dilaksanakan selama 5 hari 25-29 Maret 2019.
Beberapa hal yang dipelajari dalam metode konservasi tekstil yakni perawatan rutin, identifikasi kerusakan, cara perbaikan, penyimpanan, dan display koleksi. Selain berdiskusi dalam penanganan koleksi, Staf Balai Konservasi Borobudur juga mempraktekan secara langsung upaya pembersihan hingga perbaikan koleksi.
Tekstil sendiri menjadi bagian penting dalam kebudayaan bangsa Indonesia sebagai bagian dari pakaian, obyek ritual, hingga seremonial. Tekstil merupakan aspek yang sangat kaya budaya dan bukti dari tingkat keahlian teknologi dan keterampilan artistik pembuatnya.
Seperti halnya barang organik pada umumnya, tekstil rentan mengalami kerusakan. Proses kerusakan tekstil dapat terjadi secara biologi, kimiawi, maupun fisik. Pengaruh lingkungan seperti cahaya, kelembapan, suhu udara, dan polusi merupakan penyebab utamanya terjadinya kerusakan tekstil. Apalagi kondisi iklim Indonesia yang beriklim tropis serta jenis bahan tekstil yang merupakan sumber makanan bagi serangga dan jamur.
Kedepan pengembangan metode konservasi khususnya tekstil dapat berlanjut dan memanfaatkan bahan-bahan tradisional yang ramah lingkungan.