You are currently viewing Architectural Pilgrimage 2020

Architectural Pilgrimage 2020

Architectural Pilgrimage 2020 Goes to Borobudur

 

Rabu, 15 Januari 2020 Prodi Architechture Internasional Program Universitas Islam Indonesia menyelenggarakan kegiatan Architectural Pilgrimage 2020. Peserta yang berjumlah kurang lebih 90 orang terdiri dari mahasiswa, dosen dan Staf melaksanakan kunjungan ke Balai Konservasi Borobudur (BKB). Kunjungan diterima oleh Kasubbag Tata Usaha, Ari Swastikawati. Dalam sambutannya Ari menjelaskan tugas Balai Konservasi Borobudur yaitu melaksanakan konservasi dan pelestarian Candi Borobudur dan kawasan cagar budaya Borobudur. Seperti yang telah diketahui, bahwa sejak tahun 1991 Candi Borobudur telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia (World Heritage) oleh UNESCO.

 

 

 

 

 

Dalam paparan Edukator BKB, Panggah Ardiyansyah terdapat 3 kriteria dalam penetapan Kompleks Candi Borobudur sebagai Warisan dunia (World Heritage), yaitu :

  1. strukturnya yang berbentuk piramida berundak tanpa atap dengan 10 teras keatas, dan dipuncaknya terdapat kubah berbentuk genta besar. Merupakan sebuah perpaduan yang harmonis  dianggap sebagai mahakarya arsitektur Buddhis dan seni monumental;
  2. contoh luar biasa dari seni dan arsitektur Indonesia yang berasal dari antara awal abad ke-8 dan akhir abad ke-9 yang memberikan pengaruh besar terhadap kebangkitan arsitektural pada abad ke-13 & awal abad ke-16;
  3. strukturnya yang berbentuk teratai, bunga pemujaan Buddha. Candi Borobudur merupakan sebuah refleksi luar biasa dari perpaduan ide dasar pemujaan roh leluhur dan konsep Buddha menuju Nirwana. Sehingga 10 terasnya menggambarkan tahapan bagi Boddhisatwa dalam mencapai ke-Buddha-an.

Upaya Pelestarian Candi Borobudur

Beberapa upaya terus dilakukan untuk menjaga kelestarian Candi Borobudur. Dimulai dari Pemugaran I tahun 1907-1911, Pemugaran II tahun 1973-1983 serta monitoring yang dilakukan secara berkala oleh tim dari BKB.

Salah seorang mahasiswa bertanya mengenai rekonstruksi candi Borobudur. Panggah menjelaskan bahwa dalam rekonstruksi Candi Borobudur menggunakan metode anastilosis. Yang merupakan teknik rekonstruksi atau pemugaran reruntuhan bangunan, di mana material asli ditempatkan kembali pada posisinya semula. Penambahan material dapat dilakukan hanya untuk memperkokoh struktur bangunan.

Kunjungan dilanjutkan dengan melihat kemegahan dan keindahan relief Candi Borobudur. Peserta juga mengambil beberapa foto sebagai bahan untuk mengerjakan tugas membuat sketsa Candi Borobudur.