Candi Borobudur merupakan warisan nenek moyang yang harus dilestarikan dan dijaga keberadaannya. Unesco telah menetapkan Candi Borobudur masuk ke dalam WHL (World Heritage List) sebagai Warisan Budaya Dunia (World Cultural Heritage) dengan nomor 348 tertanggal 13 Desember 1991 dan kemudian diperbaharui menjadi nomor 592 tahun 1991, yang harus dilindungi oleh masyarakat dunia. Begitu banyak permasalahan dan tantangan yang harus dihadapi dalam melestarikan Candi Borobudur. terutama masalah air karena tempatnya yang terbuka. Setelah pemugaran kedua Candi Borobudur yang dilakukan oleh perintah Indonesia kerjasama dengan Unesco pada tahun 1973 -1983, telah mulai dilakukan pemantauan/monitoring dan evaluasi terhadap hasil pemugaran termasuk salah satunya adalah mengenai masalah kondisi air bawah Candi Borobudur.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pola aliran air tanah di kawasan Candi Borobudur dengan memanfaatkan GIS (Geographic Information System). Dengan diketahuinya pola aliran air tanah ini dapat dijadikan acuan dikemudian hari untuk penelitian-penelitian lanjutan yang berhubungan dengan air tanah, contohnya adalah masalah pencemaran. Lokasi yang diambil untuk penelitian ini adalah Zona III Candi Borobudur yang merupakan tempat terdekat dengan Candi Borobudur yang berupa zona pengembang yang diperuntukkan bagi kawasan pemukiman penduduk, sehingga bisa diambil sampel sumurnya untuk penelitian.
Setelah kegiatan observasi di lapangan selesai, dilanjutkan pengolahan data dengan komputer menggunakan software AcrGIS 9.3 dan ArcView 3.3 untuk mendapatkan hasil peta kontur muka air tanah/kedalaman air tanah, peta kontur air tanah dan peta pola aliran air tanah di kawasan Borobudur. Dari peta kedalaman air tanah dapat diperkirakan kedalaman air tanah di komplek Candi Borobudur adalah 21,5 – 22 meter di bawah halaman candi. Di sekitar Candi Borobudur dapat diketahui pola aliran air tanahnya yaitu dari barat laut mengalir menuju ke arah tenggara sampai Sungai Progo. Selain itu dari penelitian ini, 2 sungai yang ada di lokasi penelitian yaitu Sungai Progo dan Sungai Elo masing-masing mempunyai 2 sifat aliran yaitu aliran efluen (sungai mendapat aliran air dari air tanah) dan influen (sungai memberi air kepada air tanah).
Untuk artikel selengkapnya silahkan mengunduh disini