Kehidupan sehari-hari peradaban manusia abad X tidak dapat terlepas dari hiburan. Kemeriahan seni pertunjukan dengan berbagai instrumen pendukungnya diabadikan dalam relief-relief Candi Borobudur. Alat-alat musik petik, tiup, pukul dan gesek telah digunakan masyarakat pada saat itu untuk keperluan pertunjukan maupun upacara. Musik dan instrumennya sebagai hasil karya manusia tidak dapat dilepaskan dari latar belakang budaya masyarakat pada saat itu. Dalam bentuk yang sederhana, bahwa melalui musik seluruh pemikiran, daya cipta, dan perasaan dituangkan. Melalui musik pula orang dapat menghargai keindahan dan memperoleh ketenangan. Alat musik atau instrumen terdapat pada Relief Candi Borobudur pada kaki candi Borobudur yang tertutup. Alat musik sangat banyak jenisnya di Indonesia. Ada instrumen yang hanya dikenal di satu daerah saja dan ada pula yang dikenal di banyak daerah.
Instrumen dibagi dalam 4 jenis, yaitu:
1) Idiophone (dipukul atau diketok). Alat pemukulnya bisa dari kayu atau besi. Contoh: gong, kulintang, arumba, gambang, saron, gender dan lain-lain.
2) Membraphone (dari kulit). Ciri-ciri khas dari jenis membraphone adalah terbuat dari kulit (selaput) yang direka pada rangka berbentuk lingkaran. Bunyi instrumen ini dihasilkan oleh getaran kulit yang dipukul. Contoh: gendang, tambur, dogdog dan lain-lain.
3) Chordophone (dari senar atau tali). Ciri khusus jenis ini terdiri dari senar atau tali yang menghasilkan getaran. Cara yang digunakan digesek atau ditekan. Contoh alat yang digesek misalnya biola, rebab dan tatawangsa.
4) Aerophone (bunyi karena udara). Ciri khas jenis instrumen tersebut adalah bunyi yang disebabkan oleh adanya sentuhan udara. Udara yang menyebabkan getaran tersebut diatur oleh lubang-lubang yang ada pada instrumen itu
– Contoh alat yang ditiup: terompet, sangka, uling, saxofon.
– Contoh alat yang dipompa : organ, electon dan lainlain.