Selasa (10/03/2020), Balai Konservasi Borobudur mendapat kunjungan dari pimpinan DPRD Kabupaten Rembang. Kunjungan ini dalam rangka konsultasi terkait pelestarian cagar budaya. Bisri Cholil Laqouf dan Ridwan sebagai perwakilan dari DPRD Rembang diterima langsung oleh pimpinan Balai Konservasi Borobudur, Tri Hartono selaku Kepala BKB didampingi oleh Yudi Suhartono, Kasi BKB beserta staf teknis di ruang transit VIP BKB.
Dalam kunjungan tersebut tim dari DPRD Rembang ingin menimba ilmu mengenai bagaimana cara dan upaya untuk mengembangkan potensi di daerah Rembang yang memiliki peninggalan budaya untuk dikelola dan dikembangkan menjadi potensi wisata. Bisri Cholil Laqouf menyampaikan bahwa beliau takjub melihat Borobudur dan tinggalan lainnya di Magelang dapat dikelola dan banyak pengunjungnya. Beliau berharap beberapa tinggalan cagar budaya di Rembang dapat berkembang seperti halnya di Borobudur dan dapat dimanfaatkan menjadi destinasi wisata budaya. Beberapa tinggalan cagar budaya tersebut adalah cagar budaya di Sale, Joinangun, dan juga ada Lasem. Sementara itu Ridwan, yang sudah 4 kali menjabat anggota dewan menambahkan bahwa di Rembang terdapat juga tinggalan era Majapahit dan tapal batas daerah Mataram.
Pada kesempatan tersebut, Tri Hartono menyampaikan bahwa wilayah BKB adalah pemeliharaan Candi Borobudur sebagai warisan dunia beserta Candi Mendut dan Candi Pawon beserta kawasan. Namun yang tak lazim adalah pengembangan metode konservasi yang dilakukan oleh BKB, diantaranya lain adalah konservasi perahu kuno di Punjulharjo Rembang, yaitu menyelamatkan perahu kuno yang terendam yang berasal dari abad ke-7. Nahar Cahyandaru selaku pengkaji pelestari cagar budaya yang ditugaskan di Rembang untuk mencari metode konservasi kapal kuno tersebut menceritakan secara runtut proses penemuan kapal kuno tersebut sampai proses konservasi yang memakan biaya lebih dari 10 M. Untuk selanjutnya kapal kuno tersebut diserahterimakan kepada Pemda Rembang.
Dengan begitu banyak peninggalan cagar budaya di Rembang diharapkan dapat dikemas dan dikelola menjadi daya tarik wisata sekaligus edukasi bagi masyarakat dengan didukung dengan keunggulan lapisan budaya yang utuh sehingga menjadikan Rembang sebagai destinasi utama wisata.