Diskusi Progres Kajian Pengendalian Tanaman Tingkat Tinggi
Jumat (27/09/2019) sebanyak 15 staf Balai Konservasi Borobudur (BKB) melaksanakan diskusi progres kajian pengendalian tanaman tingkat tinggi (Ficus sp.). Dalam kegiatan tersebut hadir pula narasumber tim kajian Dr. Destario Metusala, M.Sc. dari LIPI Kebun Raya Purwodadi.
Ketua tim kajian, Moh. Habibi menyampaikan kajian tersebut dilatarbelakangi oleh temuan akar oleh tim kajian Stabilitas Struktur Candi Mendut pada 2018. Akar yang diduga sebagai akar pohon dewata ditemukan pada lubang ekskvasi sisi timur laut candi pada kedalaman 40 cm dengan diameter ± 5 cm. Padahal jarak antara pohon dengan Candi Mendut sekitar 30,9 meter. Potensi kerusakan akibat pohon dewata tersebut juga dapat terjadi karena tidak ditemukan pohon besar lagi selain pohon tersebut.
Sebelumnya tim kajian bersama dengan Teknik Geofisika UPN Veteran Jakarta melakukan pemetaan akar dengan alat GPR. Dari hasil pemetaan diperoleh sebaran pola akar pohon dewata tampak terlihat menuju ke bangunan candi. Pola akar yang tersebar berada pada kedalaman kurang dari satu meter.
Dalam beberapa kasus pada bangunan cagar budaya, akar pohon memang menjadi salah satu penyebab kerusakan bangunan. Kasus yang pernah terjadi diantaranya Candi Sukuh yang dinding strukturnya mengalami swelling (pembengkakan) akibat akar pohon preh dan asam jawa yang menyusup ke dalam struktur candi. Selain itu pada Candi Ta Phrom di Siem Riep juga dililit oleh akar pohon dan Benteng Nassau yang ditumbuhi pohon.
Dari paparan tersebut, Dr. Destario Metusala, M.Sc. merekomendasikan perlunya dilakukan tindakan ekskvasi pada lokasi sebaran pola akar. Selain itu merancang barrier akar untuk mengendalikan akar pohon dewata bergerak menuju bangunan Candi Mendut.