Prinsip Anastilosis pada Pemugaran Van Erp
Pemugaran Van Erp secara umum telah mampu mengembalikan struktural dan arsitektural Candi Borobudur. Kemegahan Borobudur telah mampu dinampakkan kembali dengan mengacu pada bentuk asli, sehingga perbedaan bentuk asli dan bentuk hasil pemugaran ini minimal. Karena sebelum pemugaran masih  banyak batu-batu yang tidak pada tempatnya, maka menyusun ulang batu-batu merupakan  pekerjaan besar yang dilakukan pada saat itu. Sebagaimana pemugaran candi-candi lain di Indonesia yang berkiblat pada konservasi Eropa, Candi Borobudur dipugar dengan prinsip anastilosis.
Metode/ prinsip anastilosis ini dilakukan untuk mengembalikan struktur candi dengan menggunakan bahan aslinya. Penyusunan ulang dengan cara susun coba dilakukan hingga diperoleh kembali struktur candi yang seperti aslinya. Penambahan batu baru dilakukan jika diperlukan untuk menyempurnakan stabilitas struktur dari susunan material asli. Batu baru yang dipasang pada pemugaran Van Erp berupa blok batu dengan ukuran yang sesuai. Pada dinding berrelief blok batu ini dibiarkan polos untuk mempertahankan otentitas candi. Untuk mengenali batu baru Van Erp dapat diperhatikan dari pahatannya. Pahatan batu baru Van Erp berbeda dari batu asli karena terlihat adanya guratan bekas pahatan yang masih nyata (pahatan kasar).
Ada dua kemungkinan yang menyebabkan batu baru Van Erp berbeda dengan batu asli. Pertama, pahatan batu baru memang dibuat kasar secara sengaja untuk membedakan dengan batu asli. Kedua, batu baru Van Erp dibuat sekitar seratus tahun yang lalu, sedang batu asli telah berusia kurang lebih 13 abad. Perbedaan usia ini menyebabkan perbedaan kenampakan permukaan batu, batu asli yang berusia jauh lebih tua akan lebih halus dibanding batu pemugaran yang lebih muda.
Sumber: Material Konservasi oleh Nahar Cahyandaru