Sejarah Panjang Kemegahan Candi Borobudur
Kemegahan Candi Borobudur sesungguhnya memiliki sejarah panjang semenjak dibangun. Pembangunan candinya sendiri membutuhkan waktu yang sangat lama dan mengalami beberapa kali perubahan konsep disain. Menurut beberapa informasi pembangunan dari awal hingga selesai membutuhkan waktu hingga lima generasi. Kurang lebih setara dengan satu seperempat abad. Namun setelah selesai dibangun, masa pemanfaatan candi hanya berlangsung relatif singkat. Beberapa pendapat menyatakan bahwa candi hanya difungsikan antar satu sampai dua abad menyusul perpindahan perpindahan peradaban ke Jawa bagian Timur. Pendapat tentang adanya mahapralaya pada awal abad ke-11 yang menyebabkan peradaban beserta candi ditinggalkan juga cukup populer. Setelah Candi Borobudur ditinggalkan, kondisi struktur candi berada dalam kondisi terabaikan dan hampir-hampir dilupakan. Kondisi ini berlangsung dalam masa yang sangat lama, yaitu hingga akhir abad 19. Masyarakat sekitar sebenarnya mengetahui adanya candi yang saat itu hanya berupa gundukan serupa bukit dipenuhi balok-balok batu.
Candi Borobudur memasuki era baru setelah Gubernur Jenderal T.S. Raffles membuka “bukit” dan menemukan adanya candi yang luar biasa. Borobudur kembali dikenal setelah pembukaan awal dan publikasi pada tahun 1814. Meskipun hingga tahun 1817 informasi tentang Borobudur baru sedikit yang masuk dalam buku Sejarah Tanah Jawa. Namun pembukaan oleh Raffles yang dikomandoi oleh Cornelius ini memberikan andil yang sangat besar untuk mengenalkan kembali Candi Borobudur.
Usaha Raffles dan Cornelius ini akan tetapi juga menimbulkan dampak negatif lain. Yaitu hilangnya takhayul masyarakat sehingga tidak lagi takut mengambil batu candi sebagai bahan bangunan. Hal ini menyebabkan pemerintah setempat ingin tahu lebih banyak sehingga melakukan penggalian sembarangan. Pembersihan dilanjutkan atas perintah Residen Kedu Hartmann hingga mampu menampakkan bentuk candi yang sangat megah. Pembersihan dan pembenahan yang dilakukan Hartmann selesai pada tahun 1835. Hingga saat itu belum dilakukan upaya pemugaran besar, namun baru penyusunan ulang struktur candi. Publikasi lebih dipentingkan pada era tersebut agar Borobudur mendapat perhatian dari berbagai kalangan.
Sumber: Material Konservasi pada Pemugaran Van Erp oleh Nahar Cahyandaru