(22/01/14) Ratusan siswa SMA sejak pagi telah memenuhi kantor Balai Konservasi Borobudur, mereka berkumpul untuk belajar sekaligus mengenal lebih dekat kegiatan konservasi yang dilakukan Balai Konservasi Borobudur.
Para siswa yang duduk dikelas 11 ini berasal dari SMA Negeri 4 Kota Magelang, mereka datang berbondong-bondong untuk belajar bersama dengan guru pembimbing mereka. Para siswa kemudian dibagi dalam 3 kelompok besar agar pembelajaran dan pengenalan mengenai kegiatan konservasi lebih efektif.
Balai Konservasi Borobudur sendiri memiliki beberapa fasilitas pendukung kegiatan konservasi yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana belajar.
Laboratorium Konservasi
Balai Konservasi Borobudur memiliki fasilitas Laboratorium Konservasi yang terdiri dari Laboratorium Kimia, Biologi, Fisik, dan Scanning Electron Microscope. Di laboratorium ini para siswa dijelaskan beberapa pekerjaan yang dilakukan berkaitan dengan konservasi cagar budaya seperti mempelajari jenis-jenis mikroorganisme yang tumbuh dibatu candi dan bagaimana cara paling efektif dalam membersihkan, mempelajari unsur-unsur mineral batuan, melakukan Scanning Electron Microscope terhadap bahan cagar budaya untuk dipelajari, dan banyak kegiatan lainnya. Disini siswa diberikan wawasan bahwa dalam konservasi cagar budaya harus didukung oleh berbagai disiplin ilmu.
Ruang Penyimpanan Temuan
Di Balai Konservasi Borobudur memiliki ruang penyimpanan temuan yang difungsikan untuk menyimpan temuan-temuan arkeologis di sekitar wilayah Candi Borobudur. Di tempat ini para siswa dijelaskan bahwa masih banyak temuan-temuan arkeologis di sekitar Borobudur seperti lingga, yoni, potongan arca buddha, gahesha dan lain sebagainya. Dari banyaknya temuan tersebut memang sedikit mengambarkan kehidupan masyarakat dahulu disekitar Borobudur masih kental dengan ajaran Hindu dan Buddha.
Dalam kesempatan itu juga staf Balai Konservasi Borobudur meminta bantuan dari para siswa sebagai kaum-kaum terpelajar untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat jika menemukan benda-benda arkeologis untuk segera melapor ke Balai Konservasi Borobudur.
Alat Peraga Konservasi
Hampir setiap tahun Balai Konservasi Borobudur melaksanakan pelatihan cagar budaya seperti pelatihan Konservasi, Pemugaran, Pendokumentasian dan Satuan Pengaman Warisan Dunia. Untuk memudahkan dalam mempelajari kegiatan pemugaran dan konservasi pada cagar budaya berbahan batu, bata dan kayu, dibuat beberapa miniatur candi bata, candi batu, dan rumah joglo. Dengan memanfaatkan alat-alat peraga tersebut para siswa lebih mudah untuk memahami sistem penyusunan candi baik batu maupun bata dan masalah-masalah yang biasa dihadapi candi tersebut.
Studio sejarah Restorasi Candi Borobudur
Studio sejarah ini merupakan salah satu sarana baru dalam pengenalan informasi mengenai sejarah restorasi Candi Borobudur yang dilakukan sejak sebelum, saat berlangsung dan setelah restorasi Candi Borobudur yang kedua. Didalam studio juga disajikan beberapa koleksi berupa artefak arkeologis, peralatan konservasi, foto-foto dokumentasi serta benda bersejarah lain seperti kendaraan operasional Dr. R. Soekmono, satu dari dua ahli arkeologi pertama di Indonesia yang memimpin proyek restorasi di tahun 1973-1983. Disini para siswa diajak mencoba untuk kembali ke masa pemugaran, bagaimana kerja keras yang dilakukan oleh para pendahulu kita dalam merestorasi dan melestarikan Candi Borobudur pada tahun 1973-1983.
Priyo guru pendamping dari SMA 4 mengatakan bahwa dia sangat senang anak didiknya bisa Belajar di Balai Konservasi Borobudur. Menurutnya kegiatan ini bisa membuka wawasan para siswa mengenai konservasi cagar budaya yang sangat membutuhkan peranan dari berbagai disiplin ilmu. Selain itu dengan belajar dilapangan bisa menjadi sarana baru pembelajaran agar tidak monoton hanya dikelas. Dia sangat berterima kasih dan berharap setiap tahun bisa membawa anak didiknya belajar di Balai Konservasi Borobudur.