Kamis (25/10/18) BALAI Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan menggelar pameran dengan tema ‘Jalur Rempah di Negeri Para Raja’ di halaman Benteng Rotterdam Makassar.
Pameran di buka oleh Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCBM) Fitra Arda yang dihadiri para Kepala BPCB seluruh Indonesia. Pameran ini dalam rangka mengembalikan jatidiri bangsa untuk mempertahankan rempah-rempah dan mengenalkan kepada generasi muda sebagai kekayaan bangsa Indonesia .
Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan, Laode Muhammad Aksa, mengatakan bahwa rempah yang ditanam di daratan kepulauan Indonesia membuat negara ini menjadi pusat perdagangan rempah di Nusantara bahkan dunia.
“Jadi hal inilah yang menjadikan dasar, sehingga kami menyelenggarakan pameran rempah di Negeri Para Raja ini,” kata Aksa.
Dia menjelaskan, tidak seperti pameran pada umumnya yang hanya dapat melihat gambar dan tulisan saja. Namun, pameran kali ini pengunjung bisa menggunakan panca indera lain untuk merasakan rempah yang ada, seperti penciuman untuk mengendus aroma rempah, pengecap untuk merasakan minuman tradisional dan pendengaran untuk merasakan suasana laut.
Dalam pameran Balai Konservasi Borobudur menyajikan materi Borobudur dalam ‘Jalur Rempah di Negeri Para Raja’. bahwa Berita Cina DInasti Sung (960-1270 M) menyebutkan sebuah kerajaan Jawa yakni Mataram Kuno Peiode Jawa Tengah. Dijelaskan bahwa kerajaan tersebut kaya akan berbagai produk pertanian, antara lain padi, serat nanas, kacang-kacangan,pepaya ( Carica Papaya L), kelapa (Cocos nucifera L), dan tebu (Saccharum officinarum L). Selain itu, juga disebut taro atau sejenis tals (Arum aquaticum), kayu cendana (Santalum album L), adas (Foeniculum vulgare Mill), merica (piper nigrum L), pinang (Areca catechu L), dan kayu sapan atau kayu secang (Caesalinia sappan L).
Beberapa komoditas tanaman tersebut adalah komoditas yang diperdagangkan kerena semua tanaman tersebut merupakan produk pertanian. Namun demikian, produk pertanian belum dapat diasumsikan bahwa produk tersebut dibudidayakan di Jawa, akan tetapi bisa saja Kerajaan Mataram Kuna abah IX-X M saat itumerupakan bandar perdangangan.
Berbagai penggambaran relief kapal atau perahu pada Candi Borobudur menunjukkan kondisi eksisting alat transportasi air yang dijumpai pada setting Kerajaan Mataram Kuno Periode Jawa Tengah.
Pameran akan berlangsung selama 6 hari 25-30 Oktober 2018, Pengunjung akan disuguhi berbagai lomba dan doorprize selama pameran berlangsung. Pameran ini diikuti oleh beberapa Unit Pelaksana Teknis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seluruh Indonesia.