Abu Vulkanik Gunung Merapi di Candi Borobudur
Kamis (24/05/18) Peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang terletak diantara Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mulai berdampak di Situs Warisan Dunia Borobudur. Sejak mulai meningkat pada tanggal 11 Mei 2018, sudah dua kali Candi Borobudur, Candi Pawon, dan Candi Mendut terkena abu vulkanik Gunung Merapi, yakni pada tanggal 22 dan 23 Mei 2018.
Menurut Kepala Seksi Konservasi, Iskandar M. Siregar, kondisi hujan abu di Candi Borobudur masih tergolong aman karena masih sangat tipis, penanganan hanya dilakukan seperti pembersihan rutin.
“Yang kita khawatirkan dari dampak abu vulkanik itu adalah tingkat keasamannya (pH) yang berpotensi mempercepat pelapukan batu” jelas Iskandar. namun dari pengukuran yang dilakukan tingkat keasamanan abu vulkanik yang berada di Candi Borobudur berada di tingkat pH 5 yang relatif masih aman pada batu Candi.
Selain pembersihan, penanganan untuk mengurangi dampak abu vulkanik dilakukan dengan kajian cepat (rapid assesment) dampak abu pada permukaan batu candi. Kajian tersebut dilakukan dengan menganalisa abu yg dijumpai pada candi dengan metode laboratorium untuk menentukan dampak yg bisa ditimbulkan.
Terkait pemasangan cover stupa belum akan dilakukan karena dari hasil rapat dan evaluasi, pamasangan cover stupa belum diperlukan. Stupa baru akan dipasangkan jika kondisi sudah dianggap darurat yakni meningkatnya status Gunung Merapi maupun hujan abu yang cukup deras.
Sebagai langkah antisipasi Balai Konservasi Borobudur (BKB) telah menyiapkan sebanyak 73 terpaulin untuk 72 stupa kecil dan 1 stupa induk. Seluruhnya telah ditempatkan dekat dengan candi sehingga sewaktu-waktu dapat dipasang jika terjadi hujan abu.
Untuk penanganan pihak BKB selalu memantau informasi dari BPPTKG sehingga bisa mengetahui kondisi terbaru Gunung Merapi.