Nekara perunggu merupakan benda yang mudah bereaksi dengan lingkungan sehingga sangat rentan terhadap kerusakan. Oleh karena itu, Museum Bali Denpasar sebagai lembaga yang memamerkan perlu melakukan upaya konservasi mengingat nekara koleksi lembaga ini telah mengalami penurunan kondisi seiring berjalannya waktu. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan nekara koleksi Museum Bali Denpasar. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui metode dan teknik konservasi yang dilakukan untuk menanggulangi kerusakan dan menjelaskan manajemen konservasi yang dijalankan. Penelitian ini menggunakan beberapa metode untuk pengumpulan dan analisis data. Metode pengumpulan data terdiri atas observasi di lapangan, wawancara mendalam dengan petugas di Museum Bali dan studi pustaka. Analisis yang digunakan yaitu analisis fisik, analisis kimia, analisis komparatif, dan analisis SWOT. Melalui penelitian ini diketahui bahwa penyebab kerusakan nekara koleksi Museum Bali ini adalah faktor lingkungan, korosi dan disosiasi. Metode konservasi yang digunakan antara lain konservasi preventif, dan konservasi kuratif yang terdiri atas metode tradisional dan modern. Berdasarkan analisis manajemen konservasi diketahui kekuatan yang dimiliki oleh Museum Bali yaitu fasilitas gedung pameran yang memadai, dan laboratorium konservasi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan penelitian dalam rangka pengembangan metode dan teknik konservasi. Kelemahan Museum Bali yaitu fasilitas penunjang untuk laboratorium yang belum memadai, kurangnya tenaga ahli konservasi, dan kurangnya fasilitas konservasi preventif. Peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Museum Bali antara lain Kebijakan Revitalisasi Museum 2010-2014 dan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 45 tahun 2009 tentang Pedoman Permuseuman. Ancaman yang mungkin dihadapi Museum Bali yaitu kerusakan koleksi yang diakibatkan oleh faktor lingkungan dan kesalahan penanganan koleksi.
Untuk artikel selengkapnya silahkan mengunduh disini