Peringatan Hari Raya Waisak 2553 BE yang tepat jatuh pada tanggal 15 Mei 2014 dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Boediono beserta istri, Herawati Boediono. Dalam Seremonial Waisak Nasional yang dilaksanakan di Lapangan Lumbini Candi Borobudur juga dihadiri Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Menteri Agama, Suryadharma Ali, dan Dirjen Kebudayaan Kacung Marijan .
Pada kesempatan ini, Boediono menyampaikan kepada para tamu undangan untuk senantiasa berpandangan terang dan berpikiran luhur, tidak hanya untuk umat Buddha khususnya tetapi juga masyarakat Indonesia dan umat manusia pada umumnya.
Sang Buddha Gautama mengajarkan dharma dan hakikat hidup manusia sejati yang dapat menjadi inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk memperkuat kerukunan antarumat beragama. Boediono berharap umat Buddha di Indonesia dapat mewujudkanBrahmavihara untuk kebahagiaan semua makhluk. Semangat Waisak hendaknya dapat menjadi inspirasi dan pendorong karena nilai-nilai universal pada ajaran Buddha sangat penting untuk membangun bangsa.
Wakil Presiden Boediono menyampaikan rasa terimakasih kepada Organisasi Buddha yang ada di Indonesia. Dia berterimakasih bahwa atas jasa mereka bisa membimbing umat Buddha yang ada di Indonesia. Wapres juga menyampaikan permintaan maaf Presiden yang berhalangan hadir dalam acara waisak karena ada tugas kenegaraan.
Sebelumnya perayaan waisak diawali dengan prosesi dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur dengan melewati Candi Pawon di Magelang, Jawa Tengah. Dalam prosesi itu para biksu, tokoh-tokoh dalam agama Budhha, simbol-simbol agama Budhha, dan hasil bumi diarak sepanjang jalan. Prosesi tersebut diikuti oleh ribuan orang.
Acara puncak detik-detik Waisak dimulai pukul 00.45 WIB, dengan berdoa bersama. Doa dibawakan oleh masing-masing organisasi atau perkumpulan umat Buddha di Indonesia, seperti Majelis Umat Buddha Theravada Indonesia (Majubuthi), Mahayana, Majelis Agama Buddha Tantrayana Indonesia (Majabudti), Madatantri, Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI), Zhenfozong Kasogatan Indonesia, Niciren Syosyu Indonesia (NSI), Majelis Pandita Buddha Maitreya (Mapanbumi), dan Majelis Upasaka Pandita Agama Buddha Indonesia (MARTRISIA).
Setelah itu acara dilanjutkan dengan Renungan hingga detik-detik Waisak pukul 02.15 WIB yang ditutup dengan Namaskara atau sujud. Kemudian dilanjutkan dengan Pradaksina, yaitu mengelilingi Candi Borobudur sebanyak 3 kali dan pelepasan lampion di Zona 1 Candi Agung Borobudur sebanyak 1.000 buah.