Hari kelima Seminar PraKajian, Selasa (15/04/14) Balai Konservasi Borobudur membahas kajian mengenai Konservasi Situs Liyangan. Kajian ini mencoba melakukan kegiatan konservasi di Situs Liyangan yang saat ini banyak ditemukan artefak yang tertutup material vulkanik Gunung Sindoro.
Situs Liyangan berada di Dukuh Liyangan, Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Situs ini ditemukan pada tahun 2008 oleh seorang penambang pasir yang menemukan struktur bangunan candi yang terkubur material vulkanik sedalam 7-9 meter. Penggalian penyelamatan kemudian dilakukan untuk mendapatkan data arkeologis yang masih terpendam di dalam tanah.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengambilan data arkeologis dengan cara ekskavasi adalah kondisi material yang sangat rapuh. Hampir semua material organik berupa kayu, bambu, tulang, dan lain sebagainya telah menjadi arang dan mudah sekali mengalami kerusakan.
Selain permasalahan konservasi artefak arang, permasalahan lain yang harus diselesaikan adalah penambang pasir dan batu yang semakin meluas. Meskipun situs liyangan ditemukan karena penambangan pasir namun kegiatan tersebut merupakan ancaman utama kerusakan situs.
Untuk itu perlu pemahaman yang baik dalam mengelola dan mengkonservasi artefak arang dan membuat langkah bersama untuk pelestarian situs dalam lingkup kawasan sebagai penyangga utama dari sebuah situs cagar budaya.
Kepala Balai Konservasi Borobudur Marsis Sutopo mengatakan bahwa perlu mengungkap peristiwa-peristiwa dibalik terkuburnya Situs Liyangan sehingga bukan hanya materialnya saja yang dipelajari namun peristiwa yang ada perlu diungkap agar bisa menjadi pelajaran berharga bagi generasi penerus kita.
Sementara itu dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Laretna T. Adishakti mengapresiasi kegiatan-kegiatan yang selama ini telah dilakukan oleh berbagai pihak untuk upaya pelestarian. Menurutnya Situs Liyangan memang harus dikelola bersama baik dari Balar Yogyakarta, BPCB Jawa Tengah, Balai Konservasi Borobudur, Pemerintah Kabupaten Temanggung dan pihak-pihak yang peduli dengan Situs Liyangan karena kompleksitas permasalahan yang ada.
Seminar PraKajian Konservasi Situs Liyangan yang dilaksanakan di Hotel Grand Artos Aerowisata, Magelang ini menghadirkan 4 narasumber yaitu Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta Siswanto, Kepala BPCB Jawa Tengah Sri Ediningsih, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Temanggung Didik Nuryanto, dan Dr. Ir. Laretna T. Adishakti, M.Arch dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Arsitektur, UGM.