Memasuki hari kedua recovery Candi Borobudur dari abu vulkanik Gunung Kelud, Selasa (18/02/14), ratusan relawan sejak pagi sudah melakukan pembersihan abu vulkanik di halaman dan tubuh candi. Dari data yang tercatat di posko relawan Balai Konservasi Borobudur, sudah lebih dari 1.000 orang menjadi relawan untuk mengikuti kegiatan pembersihan Candi Borobudur hari ini.
Dari data relawan tersebut didominasi masyarakat Buddhis yang berasal dari daerah sekitar magelang seperti Temanggung, Salatiga, dan Kabupaten Semarang. Selain itu para relawan juga berasal dari Kodim Magelang, Himpunan Pramuwisata Indonesia, Warung Info, pedagang asongan, mahasiswa Arkeologi UGM, dan masyarakat.
Mereka mulai melakukan pembersihan kering dengan mengumpulkan abu vulanik menggunakan solet kayu dan plastik, sapu lidi, sikat dan peralatan lainnya yang berbahan non logam. Pada pembersihan hari kedua ini pembersihan difokuskan di lantai 7 hingga 10, dari hasil pembersihan sementara telah terkumpul puluhan karung yang sementara dikumpulkan disisi barat candi.
Pembersihan basah
Dihari kedua pembersihan abu vulkanik gunung kelud, bagian stupa induk yang telah selesai dilakukan pembersihan kering dilanjutkan dengan melakukan pembersihan mengunakan vacuum cleaner. Pembersihan menggunakan vacuum cleaner untuk menyedot abu vulkanik kering yang masih tertinggal di stupa agar tidak terbang tertiup angin.
Setelah penyedotan selesai dilanjutkan dengan pembersihan basah menggunakan penyemprot air agar sisa-sisa abu vulkanik benar-benar hilang. Pembersihan basah dimulai dari ujung stupa induk dan perlahan turun menyemprot sisa abu vulkanik dibagian bawah. Pembersihan ini harus dilakuakn dengan teliti dan perlahan agar tidak ada sisa abu vulkanik yang tertinggal.
Kepala Balai Konservasi Borobudur Drs. Marsis Sutopo M.Si berharap proses pembersihan abu vulkanik bisa berjalan lancar tanpa ada kendala sehingga tidak perlu menutup Candi Borobudur terlalu lama. ”Saya berharap pembersihan ini bisa segera selesai sehingga kehidupan masyarakat yang tergantung dengan pariwisata Candi Borobudur bisa segera pulih kembali” ungkap Marsis.
Kajian Abu Vulkanik
Balai Konservasi Borobudur juga melakukan beberapa kajian untuk mengetahui pengaruh abu vulkanik Gunung Kelud terhadap batu andesit dan bata. Ada 2 titik sampel di Candi Borobudur yang sengaja tidak dibersihkan dan dibiarkan apa adanya untuk memperoleh data yang nantinya akan dipantau secara berkala. Selain itu beberapa sampel abu vulkanik Gunung Kelud juga akan diuji cobakan di candi bata di laboratorium lapangan Balai Konservasi Borobudur.
Dari hasil kajian abu vulkanik Gunung Kelud, nantinya akan direkomendasikan kepada Unit Pelayanan Teknis di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengelola candi berbahan batu andesit maupaun bata yang terkena dampak abu vulkanik Gunung Kelud.