Ratusan relawan yang berasal dari berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta beserta masyarakat bergotong royong membersihkan Candi Borobudur dari abu vulkanik Gunung Kelud. Kegiatan yang dikoordinasi Balai Konservasi Borobudur ini mulai melakukan pembersihan abu baik di halaman candi maupan di atas candi.
Pembersihan di atas candi dimulai dengan membuka selimut penutup stupa dan lantai yang sudah terpasang sejak 4 hari yang lalu. Para relawan yang berasal dari jajaran TNI, Koperasi Pariwisata Borobudur dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Magelang, relawan internasional, karyawan Atria Hotel Kota Magelang dan masyarakat bahu membahu melepas selimut stupa.
Beberapa relawan juga melakukan pembersihan kering dengan membersihkan batu candi dari abu vulkanik dan mengumpulkannya. Dalam pembersihan kering ini para relawan dihimbau tidak menggunakan peralatan yang berbahan logam karena dapat merusak batu candi. Selain pembersihan di Candi Borobudur para relawan juga melakukan pembersihan di Candi Mendut dan Candi Pawon.
“Hari ini ada sekitar 306 relawan yang membersihkan Candi Borobudur dari abu vulkanik Gunung Kelud. Butuh waktu beberapa hari ke depan untuk membersihkan dengan cara kering, selanjutnya dengan cara basah dengan menyemprotkan air untuk membersihkan batu candi,” ungkap Kepala Balai Konservasi Borobudur Drs.Marsis Sutopo, M.Si.
Pembersihan Candi Borobudur dari abu Kelud dengan cara kering diperkirakan akan memakan waktu 10 hari dan kemudian akan dilanjutkan dengan pembersihan cara basah selama 4 hari. “Dengan pembersihan kering butuh satu minggu hingga 10 hari, kemudian finishing dengan penyemprotan air antara tiga hingga empat hari, yang penting pasokan air tersedia lancar,” katanya.
Marsis menambahkan bahwa beberapa pihak telah menyatakan siap membantu dalam proses recovery Candi Borobudur pasca dihujani abu vulkanik Gunung Kelud. Candi peninggalan Dinasti Syailendra ini pada Jumat (14/2) tertutup abu setebal sekitar 3-5 mm akibat letusan Gunung Kelud di Jawa Timur pada Kamis (13/2).