Magelang (26/08/13) Kerjasama dalam upaya pelestarian Candi Borobudur sebagai World Heritage antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan UNESCO masih terus berlanjut. Terakhir UNESCO mengirim beberapa ahli dari Jepang untuk mencari data baru mengenai pergerakan bangunan Candi Borobudur.
Para ahli yang ikut dalam kegiatan ini adalah Dr. Ichita Shimoda ahli struktur bangunan, Dr. Mitsuharu Fukuda ahli geotehnik dari Taisei Geotechnique, Dr. Yoshinori Iwasaki ahli geotehnik dari Geo Research Institute, Dr. Tomohiro Masunari ahli GPS surveyor dari Morihara System Engineering dan Mr. Kenji Uchida surveyor dari Waseda University Japan.
Mereka bersama para staf dari Balai Konservasi Borobudur memasang inklinometer yang dipasangkan dengan GPS di atas candi. Pemasangan alat tersebut untuk mendapatkan data baru mengenai pergerakan bangunan candi selama satu tahun.
Borobudur sendiri sebenarnya telah terpasang titik-titik control inklinometer yang sudah dipasang sejak pemugaran candi Borobudur kedua yang setiap tahun juga dilakukan monitoring. Dengan penambahan peralatan baru ini diharapkan lebih mempermudah dalam mendapatkan data pergerakan candi Borobudur dan menganalisanya.
Selain inklinometer para ahli UNESCO ini juga memasang alat pengukur aliran air di tangki pembuangan air saluran drainase candi, serta alat pengukur curah hujan. Kedua alat tersebut digunakan untuk mengevaluasi tingkat efisiensi drainase candi Borobudur.
Koordinator Pokja Pemeliharaan Candi Borobudur Nahar Cahyandaru S.Si berharap dengan terpasangnya alat-alat baru ini bisa lebih mempermudah dalam perolehan data mengenai kondisi struktur candi sehingga dapat menunjang pelestarian Candi Borobudur kedepannya.