Sobat budaya, pasti pernah mendengar istilah Anemometer kan? Ternyata, ada lho Anemometer di Warisan Dunia Borobudur! Penasaran kan mengapa ada alat itu di sana? Jadi, ternyata, Anemometer yang ada di kantor MCB Wardun Borobudur, merupakan salah satu alat ukur yang berada di salah satu stasiun klimatologi candi Borobudur. Stasiun klimatologi ini berperan dalam menunjang pelaksanaan konservasi batu Candi Borobudur dan pelaksanaan studi konservasi yang dilakukan di sekitar Candi Borobudur. Anemometer sendiri merupakan alat pengukur kecepatan angin yang akurat, dan berasal dari bahasa Yunani “anemos” yang berarti angin. Anemometer pertama kali ditemukan pada tahun 1450 oleh arsitek Itali bernama Leon Battista Alberti.
Mengikuti perkembangan zaman anemometer memiliki dua fungsi yaitu mengukur kecepatan angin dan tekanan angin secara lengkap dan tepat. Anemometer sendiri sering digunakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui adanya badai dan angin topan. Di bandara dan pelabuhan juga sering menggunakan alat pengukur angin atau anemometer untuk mengetahui arah angin.
Fungsi Stasiun Klimatologi di Wardun Borobudur
Dari fungsi tersebut, anemometer juga sangat penting bagi kelestarian Candi Borobudur. Hal ini di karenakan dalam kurun waktu 37 tahun treakhir, ada tren kenaikan suhu, dimana di Candi Borobudur pernah mengalami kenaikan suhu mencapai 37 derajat celcius. Selain tren kenaikan suhu, curah hujan juga menunjukan tren perubahan dimana musim hujan lebih panjang dibanding musim kemarau. Data di stasiun klimatologi Borobudur mencatat curah hujan dengan angka tertinggi sebesar 621mm (milimeter). Dengan kata lain, keberadaan anemometer dan stasiun klimatologi merupakan hal yang penting untuk digunakan sebagai rujukan dalam penanganan berbagai kerusakan yang berada di Candi Borobudur. Perubahan kondisi lingkungan itu berpengaruh juga terhadap kerusakan yang ada di Candi Borobudur. Contohnya: penggaraman, retakan, postule, alveole, keausan dan pengelupasan.
Untuk pengambilan data di anemometer stasiun klimatologi Candi Borobudur, dilakukan selama 3 kali. Pagi hari sekitar pukul 07.00-08.00, siang hari pukul 11.00-14.00, dan sore hari pukul 17.00-18.00. Data yang sudah di peroleh tersebut juga di laporkan kepada BMKG secara berkala setiap bulannya. Nah, sobat budaya, sudah semakin jelas kan tentang fungsi anemometer di kantor MCB Wardun Borobudur? Semoga menambah wawasan sobat budaya ya!