Pada hari Jum’at (21/7/2023) Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan beserta rombongan menyempatkan diri untuk berkunjung ke Candi Borobudur. Kunjungan dilakukan di sela-sela kegiatan rapat Koordinasi Nasional Pengembangan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas 2023. Dalam kunjungan ini, Menko Marves diterima oleh Kepala Unit Candi Borobudur Brahmantara didampingi oleh Yudi Suhartono. Dalam kunjungan singkat ini, Brahmantara menyampaikan pentingnya dukungan semua stakeholder dan masyarakat akan kondisi keterawatan candi. Dukungan ini tentunya diperlukan tidak hanya untuk saat ini, namun juga ke depan. Seperti yang kita ketahui bersama, Candi Borobudur yang didirikan pada sekitar abad 8 Masehi telah mengalami sejarah panjang dalam pelestariannya. Candi Borobudur semenjak ditemukan kembali (1814) telah mengalami dua kali pemugaran. Pemugaran I (1907-1911) oleh Van Erp dan pemugaran II (1973-1983) oleh pemerintah Indonesia bersama Unesco.
State of Conservation
Dalam kesempatan ini disampaikan pula pentingnya pelestarian kondisi Keterawatan Candi Borobudur (State of Conservation) untuk mempertahankan OUV (Outstanding Universal Value). Candi Borobudur yang telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1991 dengan nomor inventaris 592. Pengakuan ini dilaksanakan bersama dengan Candi Mendut dan Pawon, dengan nama resmi Borobudur Temple Compounds. Kompleks percandian ini dianggap memenuhi tiga kriteria, yaitu:
(i), strukturnya yang berbentuk piramida berundak tanpa atap dengan 10 teras ke atas dan di puncaknya terdapat kubah berbentuk genta besar, merupakan sebuah perpaduan yang harmonis dari stupa, candi dan gunung sehingga dapat dianggap sebagai mahakarya arsitektur Buddhis dan seni monumental;
(ii), merupakan contoh luar biasa dari seni dan arsitektur Indonesia yang berasal dari antara awal abad kedelapan dan akhir abad kesembilan yang memberikan pengaruh besar terhadap kebangkitan arsitektural pada abad ke-13 dan awal abad ke-16.
(vi), arsitekturnya yang berbentuk teratai, bunga pemujaan Buddha, Candi Borobudur merupakan sebuah refleksi luar biasa dari perpaduan ide dasar pemujaan roh leluhur dan konsep Buddha menuju Nirwana sehingga 10 terasnya menggambarkan tahapan bagi Boddhisatwa dalam mencapai ke-Buddha-an.