Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta selalu mencari peluang untuk dapat lebih melibatkan masyarakat dalam pengembangan museum dan kegiatan-kegiatannya. Setelah melalui tahap object oriented (berorientasi pada benda/koleksi museum), publik oriented (berorientasi pada kemauan publik/masyarakat), selanjutnya museum mulai menerapkan paradigma baru ilmu permuseuman, yaitu paradigma partisipatori.
Dalam hal ini komunitas juga merupakan bagian dari masyarakat, peran serta aktifnya sangat diperlukan dalam pemajuan museum. Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta semakin terbuka dalam menggandeng komunitas yang mengapresiasi museum. Kehadiran 24 komunitas pada 8 Mei 2019 lalu memperkuat eksistensi mereka pada Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.
Terlebih mereka yang bergabung melalui Forum Komunitas Museum (FOKUS) telah dikuatkan dengan perjanjian (MoU) yang ditandatangani oleh pihak komunitas dan pihak Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.
Tertuang dalam nota kesepahaman tersebut Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta memberikan fasilitas cuma-cuma untuk komunitas seperti yang sudah tertuang didalam sebuah dokumen legal tersebut selama periode tertentu.
Kemarin 30 Juni 2019, salah satu komunitas dongeng yang tergabung dalam sebuah nama “Teh Tarik Rasa Vanta” berkesempatan mengajak pecinta dongeng untuk berbagi keseruan di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Membawakan cerita tentang Raja tua yang bingung mencari pengganti, akhirnya Sang Raja membuat sayembara ‘Menanam biji bunga matahari’. Nah, teman-teman kecil ini berperan sebagai para pemuda (yang ikut sayembara). Tentunya, bunga mataharinya ada yang tumbuh berwarna-warni dengan warna merah, hijau, ungu. Dalam dongeng ini diceriterakan sungguh ajaibnya kesaktian Sang Raja.
Harapannya peran mereka-merekalah yang bisa menyambungkan kecintaan generasi muda terhadap Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.