Situs Kapal Karam Gelasa berada di selatan Pulau Gelasa, jarak dari Tanjung Berikat ke lokasi situs 29 km arah timur laut. Situs berada 28-30 meter di bawah permukaan laut dengan posisi kapal dari arah barat laut ke tenggara. Adapun artefak-artefak yang ditemukan antara lain tiang kapal, kemudi, meriam, keramik,tulang binatang, botol-botol, batu pemberat kapal (ballast), pasak, plat, laras senapan (?)dan artefak yang belum diketahui nama dan fungsinya (artefak x).
Situs lainnya adalah Situs Belitung Timur, situs ini juga dikenal dengan nama situs Kapal Karam Mampango. Salah satu kapal karam, The Forbes ditemukan di perairan Belitung Timur tepatnya di daerah Gosong Mampango. Kapal tersebut merupakan kapal milik Inggris yang dikabarkan hilang dan tenggelam pada tahun 1806 di wilayah yang sama dengan situs Mampango. Kapal The Forbes merupakan kapal dagang Inggris yang membawa muatan kargo berupa opium, logam besi, perhiasan dan benda-benda bagus lainnya. The Forbes dinahkodai oleh Kapten Frazer Sinclair yang berlayar dari Kalcutta India pada 5 April. Di tengah perjalanan kapal ini menabrak karang di Selat Belitung dan akhirnya karam.
Pada tanggal 20 Juni 2017 Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCBM), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan serah terima sebanyak 153 benda dari Direktorat PCBM kepada Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. 153 benda tersebut merupakan temuan bawah air yang terdiri dari :
- 100 buah keramik (diperkirakan dari masa Dinasti Ching sekitar abad 17-20 M) hasil pengangkatan dari situs perairan Selat Gelasa, Provinsi Bangka Belitung.
- 1 Buah lonceng berbahan perunggu dari situs perairan Belitung Timur.
- 50 buah koin mata uang Spanyol hasil pengangkatan dari situs perairan Belitung Timur.
- 2 meriam hasil pengangkatan dari situs perairan Belitung Timur.
Kamis 24 Januari 2019, satu dari dua Meriam hasil pengangkatan dari situs kapal karam Selat Gelasa dipamerkan di teras Diorama I Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Setelah melewati masa konservasi oleh tim dari Balai Konservasi Borobudur di tahun 2018 lalu, Meriam dengan ukuran yang lebih besar dari datunya ini dipindahkan dari ruang konservasi gedung N ke teras Diorama I Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.
Proses pemindahannya melibatkan belasan tenaga teknis dengan dibantu alat dan empat tenaga teknis dari Balai Konservasi Borobudur. Selain memang sangat berat, juga usia Meriam ini sudah sangat tua serta sudah sangat rapuh karena ratusan tahun terbenam di lautan dengan kadar garam yang tinggi.
Harapannya pemindahan koleksi Meriam ini dapat dijadikan bahan informasi baru untuk pengunjung museum, selain itu turut dipamerkan pula dua vitrin yang berisi koin mata uang spanyol dan beberapa keramik dari masa Dinasti Ching hasil pengangkatan bawah air situs Selat Gelasa. Juga memengkapi turut dipamerkan lonceng perunggu dari sejarah yang sama.