Dalam rangka menyukseskan Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/ Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 2019 saat ini Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta telah memasuki tahap pembinaan yang artinya pembinaan secara langsung (sosialisasi dan asistensi) kepada Unit Kerja dalam rangka pembangunan zona integritas (pemenuhan unsur komponen pengungkit dan hasil) oleh tim Reformasi Birokrasi Internal (RBI) didampingi Ibu Sri Hartini Sektretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud.
Setelah diusulkan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk dicanangkan sebagai Zona Integritas WBK dan WBBM pada awal tahun 2019, yang memang dua tahun berturut-turut sebelumnya Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta juga telah diusulkan meskipun belum lulus uji. Tak mengurangi semangat menuju perubahan yang lebih baik juga dirasakan pada saat memasuki kawasan Unit Kerja yang berada di titik nol kilometer kota gudeg ini, terbukti pada perbaikan komitmen pengelola Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dari pimpinan dan seluruh jajaran staf dan pengelola lainnya yang terlibat. Komitmen bersih melayani dan melakukan pelayanan prima kepada masyarakat berkepentingan. Peningkatan sarana dan prasarana, pelayanan publik juga tengah diupayakan.
Kegiatan pembinaan Sosialisasi Reformasi Birokrasi yang disampaikan langsung oleh Ibu Sri Hartini selaku Sektretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud pada Senin 22 April 2019. Semangat Kartininya berkobar membakar semangat dan menguatkan keyakinan seluruh pegawai Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta untuk melakukan 8 area perubahan menuju WBK/WBBM.
Yang tak lain 8 Area Perubahan tersebut meliputi: Manajemen Perubahan, Penataan dan Penguatan Organisasi, Penataan Peraturan Perundang-Undangan, Penataan Sumber Daya Manusia, Penataan Tata Laksana, Penguatan Pengawasan, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
Sementara Bapak Ali Murwani selaku tim dari RBI Kemendikbud mengawali Evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta dengan meminta seluruh audiens yang tidak lain pegawai museum berdiri dan melakukan gerakan tubuh yang menggugah semangat dengan sapaan “Pagi…Pagi…Pagi…Yess!”. Awalnya masih terlihat malu-malu, saat pengulangan tampak perubahan nyata suara lantang dan tegas ditandai gerakan tangan seiring suara “YES!” memenuhi ruang Audiovisual gedung F lantai II Bangunan peninggalan Belanda tahun 1760 ini.
Bapak Ali memberikan penjelasan panjang lebar mengenai 3 sasaran Reformasi Birokrasi dan perubahan-perubahan yang dititikberatkan pada kesiapan perubahan yang berbeda dan menjadi unggulan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta selain barisan point penilaian ZI- WBK/WBBM. 3 Sasaran Reformasi Birokrasi diantaranya memuat pemerintah yang bersih, akuntabel, dan berkinerja tinggi; Pemerintah yang efektif dan efisien; serta Pelayanan publik yang baik dan berkualitas.
Diakhir, Kepala Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Bapak Suharja yang baru menjabat Januari tahun 2019 ini telah sepenuhnya membaca dan memahami museum, yang tak lain Instansi yang membesarkannya dulu sebelum promosi jabatan sebagai Kepala Museum Kepresidenan Balai Kirti Bogor dan Kasubdit Sejarah Nasional Jakarta. Predikat kedisiplinan yang melekat pada dirinya menyakinkan bahwa Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta siap menuju perubahan yang lebih baik. Hal itu tidak tampak pada perubahan-perubahan selama tiga bulan terakhir ini. Segala pekerjaan harus efektif dan efisien, pelayanan terhadap masyarakat dan internal terus ditingkatkan, penambahan fasilitas-fasilitas publik tengah disediakan, keterbukaan informasi publik terus ditingkatkan dan upaya-upaya lain menuju perubahan yang lebih baik.