Vredeburg, 28 Maret 2018 dipenghujung bulan ini pembinaan pegawai rutin dilaksanakan sedikit berbeda. Dengan diikuti seluruh karyawan/karyawati Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tampak wajah-wajah baru sebagai narasumber yang duduk dijajaran depan ruang audiovisual lantai II.
Diawali dengan sambutan pengantar dari Kepala Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Dra. Zaimul Azzah, M.Hum. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting, sehingga pihak museum sangat mengapresiasi kegiatan pembinan pegawai dengan diisi oleh Pusat Penanggulangan Kebakaran Indonesia (P2KI) dalam rangka mensosialisasikan penanggulangan kebakaran.
“Kontruksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang kebanyakan terdiri dari unsur kayu sangat rentan terhadap percikan api, terlebih museum kita ini merupakan Bangunan Cagar Budaya yang usianya sudah 2,5 abad dan penyebab kebakaran bisa terjadi dimana-mana melalui beberapa faktor. Kita sebagai pengelola museum untuk lebih berhati-hati dan berusaha mananggulangi bencana kebakaran tersebut” Zaimul menambahkan.
Pada akhir sambutannya tidak bosan-bosan beliau selalu mencambuk pengelola museum melalui pesannya “Kita harus berubah kearah yang lebih baik”.
Dilanjutkan sesi kedua datang dari kurator Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Jaohari, SS, MA dalam memenuhi tugas yang diberikan pusdiklat untuk meneruskan sosialisasi revolusi mental kepada seluruh pihak pengelola Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.
Revolusi mental merupakan sebuah langkah perubahan cara berpikir, cara kerja, cara hidup dengan membangun karakter integritas etos kerja dan gotong royong diharapkan mampu merubah mindset feudal di lingkungan PNS/ASN dan memperbaiki perilaku tersebut, menghilangkan kesan Pegawai Negeri Sipil yang gila hormat, bergantung, birokrasi dan tidak kritis.
Helmi Slamet, S. dari Pusat Penanggulangan Kebakaran Indonesia (P2KI) berupaya memberikan edukasi penanganan dan penanggulangan bencana kebakaran di seluruh Indonesia. Hal tersebut merupakan upaya untuk mengurangi angka bencana kebakaran di Indonesia yang dari tahun ke tahun semakin meningkat jumlah kasusnya.
Disampaikan pula pada tahun 2015 angka kebakaran mencapai 5.634 kasus, tak puas dengan angka sebesar itu tahun 2016 tembus sekitar 7.800 kasus. Masih sangat memprihatinkan sampai dengan akhir 2017, kasus kebakaran mencapai lebih dari 9.200 kasus.
Penyebab kebakaran bisa ditanggulangi apabila masyarakat mendapat pengetahuan lebih tentang kebakaran. Terlebih kasus kebakaran di Indonesia dengan penyebab konsleting arus pendek listrik menjadi tertuduh utama pemasok angka kebakaran. Untuk disarankan agar instalasi ulang terhadap kabel listrik yang usianya mencapai lebih dari 10 tahun dan menggunakan kabel listrik dengan yang berstandart SNI.