Museum Benteng Vredeburg merupakan salah satu museum yang menampilkan diorama sebagai salah satu cara menampilkan situasi jaman dahulu sebagai bentuk ilustrasi visual bagi para pengunjung.
Terdapat 4 diorama dengan cerita sejarah yang berbeda-beda di masing-masing diorama. Diorama 1 terdiri dari 11 minirama yang menggambarkan peristiwa sejak periode Pangeran Diponegoro sampai masa pendudukan Jepang di Yogyakarta, diorama 2 terdiri dari 19 minirama yang menggambarkan peristiwa sejarah Proklamasi Kemerdekaan sampai dengan Agresi Militer Belanda di Indonesia, diorama 3 terdiri dari 18 minirama yang menggambarkan peristiwa sejak adanya Perjanjian Renville sampai pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat, dan diorama 4 yang terdiri dari 7 buah minirama yang menggambarkan peristiwa sejarah pada saat periode Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai pada Masa Orde Baru.
Pengelola Museum Benteng Vredeburg selalu melakukan pengkajian terhadap diorama-diorama yang ditampilkan(20-1-2017). Salah satunya pada minirama Pertempuran Kotabaru yang berada di diorama 2 Museum Benteng Vredeburg. Sekitar pukul 9.00 wib, salah satu pegawai museum memperbaiki ejaan tulisan ‘atau’ dengan ejaan lama menjadi ‘ataoe’ sehingga terbentuklah kalimat dengan ejaan lama ‘Merdeka ataoe Mati’.
Kontrol dan koreksi selalu dilakukan oleh pihak pengelola Museum Benteng Vredeburg dalam upaya perbaikan aset museum yang dipamerkan lewat diorama. Segala kritik dan saran diterima dengan baik oleh pihak Museum Benteng Vredeburg dalam menunjang performa citra positif bagi pengunjung.
(rep:Rr.Candranigningtiyas/Mahasiswi Prodi Public Relations ASMI Santa Maria Yogyakarata)