Peningkatan Kompetensi Dasar Kepariwisataan bagi Masyarakat melalui Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan

reni

Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kementrian Pariwisata melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta mengadakan Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan. Pelatihan yang diadakan di Hotel Jambu Luwuk Malioboro yakni dari hari Rabu-Kamis 17-18 Februari 2016 ini dihadiri sekitar 200 tamu undangan yang berasal dari beragam kalangan. Diantaranya dari pihak pelaku seni, akademisi, pengelola desa wisata dan tempat sekitar kota Yogyakarta, serta tokoh masyarakat. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dasar kepariwisataan bagi masyarakat di sekitar destinasi pariwisata serta meningkatkan peranan . Pada hari pertama, materi pelatihan terbagi atas dua sesi. Sesi pertama disampaikan oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta. Pihak Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta memaparkan bahwa hingga awal tahun 2016 Kota Yogyakarta memiliki 17 Desa Wisata. Keberadaan Desa Wisata ini tidak lepas dari peranan masyarakat Kota Yogyakarta dan semakin meneguhkan citra Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata. Pada sesi kedua disampaikan materi mengenai “Peran dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Kepariwisataan” oleh Bapak Doto Yogantara. Beliau merupakan pengelola homestay dan desa wisata Penting Sari di Umbulharjo, Cangkringan Sleman. Menurut Bapak Doto, akhir-akhir ini terjadi perubahan orientasi masyarakat untuk melakukan wisata. Tujuan wisata tidak lagi untuk mengunjungi tempat wisata yang populer, namun mencari daya tarik wisata baru yang menonjolkan budaya lokal. Keberadaan homestay diharapkan menjadi sarana pendukung wisata lokal. Pada hari kedua pelaksanaan pelatihan, terbagi atas dua sesi. Sesi pertama diisi oleh Nurima Rahmitasari dari Sekolah Pariwisata Trisakti yang memaparkan materi mengenai pelayanan prima. Nurima menyampaikan bahwa pelayanan yang prima menjadi kunci dari pelayanan pariwisata sehingga para wisatawan dapat merasa puas, dan pelayanan yang prima dapat dimulai dengan senyuman sebagai pertanda bahwa kita (pengelola wisata) siap menerima, membantu dan melayani orang lain. Sementara itu, pada sesi kedua disampaikan materi mengenai Sapta Pesona oleh Cecep Tomi. Sapta Pesona yang memiliki pengertiansebagai kondisi ideal yang harus diwujudkan untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke wilayah/daerah di negara kita ini terdiri atas tujuh unsur. Yakni keamanan, ketertiban, keberihan, kesejukan, keindahan, keramahan dan kenangan. Acara yang berlangsung selama dua hari ini kemudian ditutup oleh Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan dengan penyerahan sertifikat pelatihan kepada para peserta pelatihan. (sumber:RENI WIDIASTUTI, edukator Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta)