Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan Pelatihan Permuseuman bagi Guru MGMP Sejarah tingkat SMA/ SMK se-Kabupaten Kota seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam pelatihan tersebut Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelatihan Permuseuman tersebut diadakan di ruang Audio Visual Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Pengambilan lokasi tersebut disesuaikan dengan judul kegiatan serta untuk pengembangan museum itu sendiri selain itu juga sebagai bentuk pemanfaatan ruang meeting museum.
Pelatihan permuseuman tersebut di hadiri oleh 30 Guru baik dari SMA maupun SMK. Karena jumlah total guru-guru mata pelajaran sejarah yang di undang ada sekitar 90 orang maka jumlah undangan dibagi menjadi 3 kelompok menjadi 30 orang undangan per pertemuan. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Senin 13 Februari 2016 tepatnya mulai dari pukul 08:00 WIB dan berahir pada pukul 15:00 WIB.
Kegiatan pelatihan tersebut dilaksanakan kurang lebih selama 6 hari karena mengingat banyaknya jumlah sekolah serta Guru-guru SMA dan SMK yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Adapun beberapa tujuan diadakannya pelatihan permuseuman bagi Guru-guru SMA/SMK tersebut antara lain untuk mengajarkan kepada Guru-guru tersebut supaya mampu membuat LKS (Lembar Kerja Siswa) serta menanamkan rasa ingin mengunjungi museum, menanamkan pemahaman terhadap sejarah serta membentuk karakter siswa supaya mencintai para Pahlawan dan Peradaban masa lalu.
Selain itu dengan diadakannya kegiatan pelatihan permuseuman tersebut diharapkan para guru yang datang dalam pelatihan tersebut mampu memanfaatkan museum menjadi media pendidikan. Hal tersebut didasari karena beberapa faktor salah satunya karena sampai saat ini museum masih banyak yang belum digunakan menjadi media pendidikan oleh sekolah-sekolah khususnya sekolah- sekolah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Walaupun banyak sekolah yang berkunjung ke museum baik dari tingkat Taman Kanak sampai SMA/SMK. Kunjungan tersebut sebagian besar adalah Sudy Tour ke Jogja. Pada saat berkunjung ke museum tidak sedikit pula siswa- siswi yang lebih cenderung berwisata serta berfoto- foto, sehingga terkadang apa yang disajikan dalam museum mulai dari sejarah dan benda- benda peninggalan yang memiliki banyak informasi di dalam museun kurang mereka perhatikan atau mereka dalami.
Oleh sebab itu maka diharapkan melalui pelatihan permuseuman ini Guru-guru dapat mengajarkan dan mendorong keinginan siswa- siswinya untuk belajar sejarah terutama yang berada di dalam museum-museum di Yogyakarta seperti Museum Benteng Vredeburg dan masih banyak museum-museum yang lain.
Pelatihan permuseuman tersebut dihadiri oleh 3 orang pembicara yakni Bapak Rubiatno selaku pengawas Guru mata pelajaran sejarah, Prof. Joko Suryo dari UGM Fakultas Ilmu Budaya, serta Bapak Umar selaku pembicara pertama.
Pada pelatihan permuseuman tersebut terdapat beberapa sesi inti dan sesi istrahat dengan jamuan makan dan snack. Tidak hanya itu saja dalam pelatihan tersebut juga terdapat sesi freetest yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh wawasan Guru-guru SMA/SMK yang di undang tersebut mengenai museum- museum yang ada di Indonesia khususnya di Provinsi Yogyakarta.
Dalam pelatihan tersebut juga di jelaskan beberapa alasan mengapa sampai saat ini Yogyakarta disebut istimewanya. Oleh sebab itu maka sangat penting bagi Guru-guru mata pelajaran sejarah yang ada di Provinsi DIY ini untuk mengenal lebih dalam mengenai Yogyakarta itu sendiri dan setelah itu di informasikan kepada siswa- siswi di sekolahan- sekolahan tempat mereka mengajar. (rep:Yoel Dede Febrian-Mahasiswa Public Relations ASMI Santa Maria)