Jakarta, Komunitas Jelajah menyelenggarakan Malam Anugerah Purwakalagrha pada hari Minggu malam pukul 19:00 WIB tanggal 7 Juni 2015 di Galeri Indonesia Kaya West Mall Lantai 8 Grand Indonesia Jakarta. Penyelenggaran Museum Award 2015 merupakan penyelenggaran yang ke-4 oleh Komunitas Jelajah yang diketuai C. Musiana Yudhawasthi. Pada Tahun 2015 diperluas dengan mengikutsertakan museum yang ada di enam provinsi, yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta dan Jawa Timur.
Melalui Museum Award memiliki nilai strategis di tengah kenyataan betapa apresiasi masyarakat terhadap museum dan pekerjaan di bidang sejarah dan permuseuman masih sangat rendah saat ini. Museum Award ini benar-benar murni lahir dari komunitas yang memiliki keprihatinan mendalam terhadap kondisi permuseuman kita, sekaligus memberikan penghargaan atau reward terhadap museum yang dianggup cukup memberikan harapan untuk perkembangan museum ke depan. Museum Award juga memiliki beberapa tujuan penting, diantaranya memberikan penghargaan terhadap tokoh, pengelola museum, dan pekerja di bidang sejarah, kepurbakalaan dan permuseuman. Kemudian meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap sejarah, kepurbakalaan, permuseuman, dan para pecinta warisan budaya bangsa. Serta mampu menginspirasi generasi muda (digital native) untuk terus belajar dan membentuk komunitas-komunitas yang mencintai warisan budaya bangsa.
Komunitas mencatat sebanyak 66 museum di wilayah DKI Jakarta, 5 museum di wilayah Banten, 32 museum di wilayah Jawa Barat, 47 museum di DI Yogyakarta dan 40 museum di wilayah Jawa Timur. Dan diusulkan 39 museum yang lolos seleksi nominasi. Hasil ini dipresentasikan dalam rapat bersama Dewan Juri pada tanggal 1 dan 8 Maret 2015 oleh Prof. Dr. Agus Aris Munandar, M.Hum, Ahmad Fuadi, Drs. Nunus Supardi, Prof. Dr. Sylviana Murni, SH dan Olivia Sandra.
Pengamatan dewan juri memiliki kerangka yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini mengacu pada fungsi museum dalam pendidikan informal, sebagai maker movement , indikator yang dikeluarkan dalam tahun ini lebih mengerucut pada program public museum dimana harus dapat menjadi sumber connected and flipped learning. Konsep ini sebenarnya merupakan penafsiran dari tema hari Museum Dunia 2015 ”Museum for sustainable society”. Tema tersebut sengaja diambil sebagai tema Museum Award 2015 dengan harapan dapat mengapresiasi secara tearah museum-museum yang telah berupaya memaksimalkan potensi materi/koleksinya sehingga mampu menjalankan fungsi tempat belajar seumur hidup melalui program-program terbaiknya kepada masyarakat. Museum mampu berdiri dan dikenal masyarakatnya sebagai pusat pengetahuan, tempat belajar yang menyenangkan dan terus berkreasi demi menjalankan visi dan misinya. untuk itu, kategori yang dirumuskan dalam Museum Award kali ini tetap dibungkus dengan gaya dan bahasa generasi digital native, agari mereka dapat menikmati program-program edukatif museum, kategori-kategori tersebut adalah Museum Pintar (Smart Museum), Museum Cantik (Engaging Museum), Museum Bersahabat (Friendly Museum), dan Museum Menyenangkan (Fun Museum). Pada Museum Award 2015 ini Museum Benteng Vredeburg berhasil masuk menjadi salah satu nominator kategori Museum Bersahabat.
Penghargaan khusus untuk Museum Tematik dengan tema yang diangkat museum peduli kemanusiaan. Dan kategori museum khusus adalah Pengabdian Sepanjang Hayat, Pengusaha Peduli Museum, Perguruan Tinggi Peduli Museum dan Media Peduli Museum.