Menjaga Eksistensi Museum di Tengah Pandemi, Optimalisasi Kegiatan Daring

Nuansa sepi tanpa pengunjung, bahkan hanya tampak beberapa pengelola museum yang sedang bertugas menjadi nuansa baru Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta sejak 19 Maret 2020. Hal tersebut merupakan tindak lanjut Surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Corona Virus Disease (Covid-19) pada Satuan Pendidikan, dan arahan Direktur Jenderal Kebudayaan terkait area layanan publik serta sebagai upaya dalam menjaga dan melindungi masyarakat guna mengantisipasi penyebaran virus Covid-19, oleh karenanya Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tutup untuk sementara.

Museum tutup, tetapi bukan berarti menghentikan seluruh aktivitas. Perawatan koleksi, pemeliharaan gedung hingga urusan administrasi berjalan seperti biasanya, hanya saja ada pembatasan pada aktivitasnya. Biasanya tidak kurang dari 1.500 pengunjung rata-rata setiap harinya mengapresiasi keberadaan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Tidak ingin kehilangan sahabat museum (sapaan untuk masyarakat yang mengapresiasi museum) memaksa pengelola museum harus memutar otak. Seluruh kegiatan yang telah direncanakan dan terjadwal tak banyak yang bisa terealisasi sesuai rencana, hal tersebut tidak menyurutkan semangat pengelola museum tetapi menjadi tantangan bagi mereka.

Kegiatan dirubah menjadi kegiatan daring/ online melibatkan banyak pihak untuk berinteraksi tanpa adanya kontak fisik, dimana teknologi informasi menjadi pendukung utama. Salah satunya pemanfaatan media sosial milik Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang harus selalu terjaga.

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta memilih cara yang berbeda sejak pembatasan aktivitas ini mulai diterapkan. Secara rutin dari kelompok kerja teknis memberikan informasi koleksi lengkap dengan sejarahnya, aktivitas pemeliharaan koleksi juga mengajak sahabat museum belajar memelihara benda-benda bersejarah yang berarti perlakuan pemeliharaan tersebut juga bisa diterapkan pada benda-benda sekitar. Tidak kalah edukasi terhadap sejarah disajikan dalam bentuk kuis, teka-teki, tebak gambar bahkan cocokologi yang sangat menarik minat sahabat museum di dunia maya.

Terjadwal sebanyak 10 kegiatan daring direncanakan hingga bulan Juni 2020. Diawali dengan Bincang Publik dalam rangka peringatan Hari Kartini hingga Pameran daring pahlawan Jenderal Sudirman serta Lomba Video Cerita Sejarah tingkat SMA/Sederajat yang bersifat Nasional.

“ Situasi yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya seperti saat pandemi ini kita harus bisa beradaptasi dengan cepat, menentukan langkah yang tepat dan selalu berinovasi untuk mendukung pemajuan kebudayaan. Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta sebagai museum perjuangan khusus dimana sebagai tempat rekreasi yang mengedukasi, saat ini tidak dapat dikunjungi, namun kita tetap harus menyentuh dan melibatkan sahabat museum secara nasional, tidak hanya bersifat lokal/sekitar saja.” Suharja selaku kepala Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta menyampaikan kepada perwakilan pengelola museum dalam rapat 9 April 2020 lalu.

“ Perencanaan kegiatan di tengah pandemi juga perubahan anggaran segera dilakukan. Seluruh kegiatan daring yang direncanakan dan penyebaran informasi sejarah tentang museum yang dikaitkan dengan himbauan/ajakan menyikapi virus Covid-19 tetap terus disosialisasikan melalui seluruh akun media sosial Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Tak hanya kegiatan rutin kita dan yang berDIPA tetapi pelibatan komunitas yang tergabung pada Forum Komunitas Museum (FOKUS) juga digiatkan. Jangan lelah, kita harus kuat saatnya kita dukung Indonesia Bangkit!” lanjutnya.