Vredeburg, Belakangan ini kerap terdengar isu-isu tentang perpecahan di negeri Indonesia. Dari mulai isu perpecahan agama, suku dan ras, bahkan politik sekalipun. Tapi ingatkah? Negara ini dibangun atas dasar perbedaan dan keragaman, namun perbedaan dan keragaman tersebutlah yang membuat bangsa ini kuat dan mampu bersatu melawan penjajah.
Keberagaman itulah yang membuat bangsa ini kaya keanekaragaman budaya. Sila ke tiga Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia” mempunyai makna yang begitu dalam. Makna dari sebuah cita-cita yang belum terwujud walaupun Negara Indonesia telah berdiri selama 73 tahun.
Sebagai salah satu museum khusus sejarah perjuangan bangsa, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta mempunyai beberapa visi, salah satunya adalah meningkatkan pemahaman sejarah masyarakat untuk mewujudkan ketahanan nasional dalam rangka memperkokoh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk mewujudkan visinya tersebut sekaligus mengenalkan museum kepada masyarakat, khususnya generasi muda, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan lomba cerita sejarah tingkat SMP dan SMA se-DIY dengan tema “Bersatulah Indonesiaku”.
Tema besar “Bersatulah Indonesiaku” kemudian dibagi ke dalam lima sub tema yang diambil dari beberapa adegan cerita diorama yang terdapat di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, antara lain: 1. Kongres Boedi Oetomo I di Yogyakarta; 2. Dukungan Sri Sultan Hamengku Buwono IX terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia; 3. Kongres Pemuda di Yogyakarta; 4. Pekan Olahraga Nasional (PON) I di Solo; 5. Serangan Umum 1 Maret 1949.
Dalam pelaksanaannya kegiatan Lomba Cerita Sejarah tingkat SMP sederajat dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2018, sementara pada hari berikutnya dilaksanakan Lomba Cerita Sejarah tingkat SMA sederajat. Diikuti masing-masing 25 peserta dari 25 sekolah mewakili 5 kabupaten se-DIY.
Masih dalam suasana peringatan Hari Pendidikan Nasional Dra. Zaimul Azzah, M.Hum selaku Kepala Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta mengatakan ”Lomba cerita sejarah rutin digelar Museum Benteng Vredeburg setiap tahunnya sebagai wujud meningkatkan pemahaman sejarah masyarakat untuk mewujudkan ketahanan nasional dalam rangka memperkokoh NKRI. Selain itu mengenalkan museum kepada masyarakat, khususnya generasi muda “.
Persiapan peserta lomba telah dilakukan satu bulan sebelum pelaksanaan lomba, melalui rapat panitia dengan Dinas Pendidikan se-DIY yang akhirnya pihak dinas menunjuk sekolah. Peserta yang ditunjuk mewakili sekolah berkewajiban menyusun naskah Lomba Cerita Sejarah sesuai dengan tema yang telah ditentukan panitia.
Harapan pihak Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta para peserta Lomba Cerita Sejarah ini sebelum melakukan penulisan dan bercerita, mereka telah terlebih dahulu berkunjung ke museum untuk melakukan pendalaman materi. Dengan demikian mereka terlibat aktif dalam mengapresiasi dan memanfaatkan museum dalam menggali informasi sejarah.
Melalui Surat Keputusan Dewan Juri No. 905/E10/TU/2018 yang ditandatangani 3 juri Dr. Dyah Kumalasari, M.Pd; Siti Ajar Ismiyati, S.Pd., M.A.; Drs. Nurdiyanto memutuskan Dinda Pramesti Handayani dari SMPN 1 Sleman sebagai Juara I Lomba Cerita Sejarah tingkat SMP, disusul dari SMPN 1 Pleret Febriano Agung Nugroho, dan Abiyu Safabakas Pemuka dari SMPN 4 Pakem diurutan ketiga. Berturut-turut sebagai juara harapan diraih oleh Estafetta Chrysantina Murakabhi dari SMPN 1 Pandak dan Albertus Bintang C.G dari SMPN 1 Kalasan.
Diakui oleh para juri yang sama, penampilan para peserta SMA jauh lebih siap dan memukau baik dari segi isi cerita juga penguasaan cerita. Melalui Surat Keputusan Dewan Juri No. 909/E10/TU/2018 memutuskan siswa dari SMAN 2 Bantul dengan nama Sintha Dwi Nugraeni sebagai sang juara. Nama Srimulyani dari SMAN 1 Pundong menjadi Juara II, disusul peserta dari SMAN1 Pakem Zahra Auliani fauziatunnisa. Sementara Juara Harapan diraih Ade Mustika Rahmawati dari SMAN 1 Semin dan Fawwas Tadashii Putu Pradana dari SMAN 1 Bantul.