Senin, seperti hari-hari Senin yang telah lalu hampir seluruh museum ditutup untuk pengunjung. Seperti halnya dengan museum yang terletak di pusat Nol Kilometer Yogyakarta, hari senin dimanfaatkan tim konservator museum untuk melakukan perawatan koleksi. Cuaca dan polutan menjadi faktor terbesar kerusakan koleksi, terlebih koleksi yang berada di luar ruangan.
Untuk kepentingan pendukung tata pameran tetap, beberapa koleksi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta sengaja diletakkan di luar ruangan. Tak hanya debu yang menempel, panas terik dan guyuran hujan sudah tak asing lagi bagi beberapa koleksi yang diletakkan di halaman museum tanpa adanya payung pelindung. Apabila tidak dilakukan perawatan rutin sudah dipastikan semua koleksi akan menjadi sakit dan berujung pada kerusakan terlebih koleksi tersebut telah berusia ratusan tahun.
24 September 2018, tim konservator Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta bersama beberapa mahasiswa magang dari Jurusan Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta melakukan konservasi kuratif pada empat buah meriam yang dipamerkan di halaman tengah Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Pencegahan korosi pada meriam akibat cuaca dan polutan ini meliputi beberapa tahapan, diantaranya pembersihan awal meriam menggunakan kuas kering, mengaplikasikan minyak singer pada meriam, dan setelah meresap dilakukan pembersihan akhir menggunakan kain kering.
Terdengar mudah dalam tahapan pengerjaannya, tetapi apabila dilakukan oleh seseorang yang bukan ahlinya akan berakibat merusaknya koleksi. Tidak semua koleksi di museum mendapatkan perlakuan sama, jenis bahan dasar serta penyakit koleksi harus dipelajari terlebih dahulu dan perawatan dilakukan dengan pemilihan bahan paling aman untuk perawatan.